Sabtu 17 September 2022
KEBERANIAN NABI ELIA
Bacaan Sabda : 1 Raja-raja 18:1-19
“Segera sesudah Ahab melihat Elia, ia berkata kepadanya: “Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel? Jawab Elia kepadanya: “Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan engkau ini telah mengikuti para Baal.” (1 Raja-raja 18:17-18)
Dalam kondisi Israel yang betul-betul menyembah berhala ternyata masih banyak yang setia kepada Allah. Obaja adalah seorang kepala istana yang menyaksikan banyak nabi yang setia menjadi korban kekejaman raja Ahab. Mujizat-mujizat yang merupakan fakta yang tertulis pada pasal 17 menunjukkan bahwa Allah tetap aktif bagi umat yang mengasihi Dia. Sudah pasti yang setia sangat sedikit tetapi doa mereka tetap memberi dampak positif buat seluruh negeri.
Obaja adalah nama yang sangat umum yang artinya adalah “hamba Tuhan”. Obaja menyembunyikan 100 orang nabi yang dibagi dalam dua rombongan. Dia juga mengatur kebutuhan rombongan nabi itu untuk dapat bertahan hidup dalam persembunyian. Dalam keadaan kekuasaan Ahab yang super kejam kepada umat yang setia, Obaja dapat menjadi kepala istana. Dalam hal ini Allah aktif mengangkat, melindungi dan memakai Obaja. Ketika Obaja diperintahkan nabi Elia untuk mengatur pertemuan dengan raja Ahab. Awalnya Obaja takut bukan tentang dirinya melainkan tentang rombongan nabi yang harus dilindungi dan dinafkahi. Obaja masih harus merahasiakan hubungan dengan nabi Elia agar dia tetap berada di istana untuk keselamatan rombongan nabi. Tetapi setelah diyakinkan Nabi Elia, Obaja pun taat. Pertemuan penting itu pun terjadi.
Ahab memulai pembicaraan dengan berkata “Engkaukah itu yang mencelakakan Israel?” Ahab memutar balikan fakta karena sesungguhnya Ahablah yang mencelakakan Israel. Ahablah yang membawa Israel menentang perintah Tuhan. Konfrontasi nabi Elia dengan raja Ahab termasuk tindakan yang sangat berani. Elia adalah teladan bagi semua hamba Tuhan dalam hal melawan kesalahan dan kejahatan. Semua hamba Tuhan hendaklah seperti Elia yang berbicara bukan hanya menyenangkan hati dan telinga pendengar tetapi haruslah hamba yang setia menyuarakan kebenaran.
Seperti nabi Elia dipanggil untuk menyampaikan firman Allah secara konsekuen semua hamba Allah Perjanjian Baru haruslah berkonsentrasi menyuarakan dan melakukan kebenaran. Jangan pernah ikut-ikutan kepada sikap memutar balikkan kebenaran, berkompromi terhadap dosa dan terlibat kepada pencemaran melalui moral yang buruk. Raja Ahab harus menerima hukuman berat yang mengancam kelangsungan hidup umat. Nabi Elia berani menentang raja Ahab bukanlah pamer keberanian. Jalan itu harus ditempuh karena baginya keselamatan umat adalah hal utama. Sebab itu umat haruslah disadarkan agar dengan kesadaran sendiri kembali kepada Allah. (MT)