Jumat 16 September 2022
PENGABDIAN NABI ELIA
Bacaan Sabda : 1 Raja-raja 17:1-24
“Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: “Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan. Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya: Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.” (1 Raja-raja 17:1-3)
Nabi Elia adalah nabi yang diutus Allah ke raja Israel Ahazia. Elia yang artinya “Tuhan adalah Allahku” menggambarkan keyakinannya yang tak tergoyahkan kepada Allah. Hal itu dibuktikan melalui ketegasannya menentang penyembahan berhala baal. Elia dengan berani berkonfrontasi langsung dengan raja Ahab yang terkenal dengan kejahatan dan kekejamannya. Tugas utamanya sebagai utusan Allah adalah menyadarkan umat akan kemurtadan dan mengajak mereka untuk kembali kepada Allah. Dapat pula disebut bahwa Elia adalah pembaharu iman umat karena sudah terperosok kepada kejatuhan iman secara mendalam.
Elia dikenal sebagai tokoh iman yang mempunyai pengabdian yang kokoh kepada Allah. Elia adalah seorang teladan. Dia menentang kekuasaan yang menyesatkan umat. Walaupun untuk itu Elia harus teraniaya. Dia sangat berani juga menentang nabi-nabi palsu yang bermunculan pada zamannya. Kedekatan nabi Elia dengan Allah lah yang memungkinkannya yakin mengungkapkan kata-kata iman yang keluar dari kedalaman hati dan imannya kepada Allah. Elia dengan berani menyampaikan Firman hukuman dari Tuhan atas kemurtadan Israel. Dia menyatakan Allah akan menahan hujan selama 3,5 tahun. Firman hukuman ini adalah merupakan ejekan tegas kepada berhala baal disembah umat Israel. Penyembah baal yakin bahwa baal menguasai dan mengatur hujan yang bertanggung jawab menghasilkan panen yang berlimpah-limpah.
Dalam Perjanjian Baru secara tegas menyatakan kemarau panjang ini adalah merupakan jawaban Allah terhadap doa nabi Elia. Tidak mudah bagi nabi Elia harus terisolasi di pinggir sungai Kerit sebagai konsekuensi jawaban Allah atas doanya. Nubuat sebagai Firman hukuman yang disampaikan kepada umat Israel terdampak juga kepada dirinya. Tetapi pemeliharaan Allah atas dirinya sangat terbukti melalui seekor burung gagak.
Sesudah sungai Kerit kering Allah menuntun Elia memasuki wilayah penyembah baal. Allah menyediakan kebutuhan Elia melalui keluarga seorang janda miskin. Pengalaman ini semakin memperkuat iman nabi Elia tentang pemeliharaan Allah mampu memelihara umat beriman dengan setia melalui berbagai cara. Bukan hanya iman Elia yang semakin kuat tetapi juga iman janda Sarfat yang taat melakukan firman Tuhan. Kematian dan kebangkitan anak janda Sarfat itu adalah fakta yang meyakinkan Elia dan janda Sarfat itu akan kuasa dan kasih Allah. Kuasa dan kasih Allah tetap aktif bagi umat yang setia beriman kepada-Nya. (MT)