Selasa 06 September 2022
KEHADIRAN ALLAH
Bacaan Sabda : 1 Raja-raja 8:1-66
“Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, datanglah awan memenuhi rumah TUHAN, sehingga imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah TUHAN. Pada waktu itu berkatalah Salomo: “TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman.” (1 Raja-raja 8:10-13)
Tabut perjanjian dibawa masuk ke dalam bait Allah, satu-satunya perabot di tempat yang maha kudus. Tabut perjanjian yang berisi 2 loh batu berukir 10 perintah Allah, buli-buli emas penuh dengan manna dan tongkat Harun yang bertunas secara adikodrati adalah lambang kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Ketika imam-imam yang membawa masuk tabut perjanjian keluar dari tempat kudus, maka kemuliaan Tuhan memenuhi rumah Tuhan. Kemuliaan bukan hanya dapat dirasakan tetapi juga dapat dilihat dalam rupa awan. Hal ini bukanlah suatu bayangan fatamorgana melainkan fakta nyata. Tetapi tidak juga merupakan hal yang merupakan tanda abadi kemuliaan dan kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya. Pada peristiwa ini Salomo sedang memerintah umat mentaati Firman. Jadi bila firman Allah yang hidup ditaati maka kemuliaan dan kehadiran-Nya pasti dinyatakan.
Pada saat Salomo memerintah sesuai dengan firman Allah maka kehadiran Allah di tengah umat-Nya selalu nyata. Salomo membuat suatu pernyataan bahwa bait Allah adalah tempat Allah menetap selama-lamanya. Pernyataan Salomo ini haruslah diartikan dengan benar, tidak bertentangan dengan atribut Allah sebagai yang Mahahadir tak dibatasi oleh ruang dan waktu. Arti sesungguhnya adalah kehadiran dan kemuliaan Allah akan dan selalu dinyatakan secara khusus saat umat-Nya bersekutu dan beribadah di rumah Tuhan (Matius 18:20). Pernyataan-pernyataan Salomo dalam pasal ini sangat tepat dan benar. Dia mengenal Allah sebagai pengampun tetapi bertindak adil. Saat umat-Nya berdosa baginya ada pengampunan walaupun tetap didisiplin.
Dalam penelitian Salomo tidak ada manusia yang hidup tanpa dosa. Sebab itu manusia harus akrab dengan pertobatan. Dalam pengalaman hidup Salomo dia mengenal Allah selalu bertindak dan berinisiatif menyertai umat-Nya. Allah adalah Tuhan yang hadir untuk menolong, memimpin, menguatkan sebagai wujud kasih-Nya kepada umat-Nya. Umat-Nya hendaklah membalas inisiatif Allah untuk menolong melalui doa, pujian dan sembah. Melalui tekun berdoa dan memuji Allah maka terjadilah peningkatan pemahaman dan pengenalan kepada Allah. Hal itu menghasilkan hati yang kagum kepada Allah, dan pengabdian kepada Allah semakin dalam. (MT)