Selasa 30 Agustus 2022
AKIBAT KESOMBONGAN
Bacaan Sabda : 2 Samuel 24:1-25
“Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat, lalu berkatalah Daud kepada TUHAN: ”Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang, TUHAN, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh.” (2 Samuel 24:10)
Seperti sudah disinggung dalam pasal 21 bahwa pasal ini tidak kronologis dalam pemerintahan Daud tetapi merupakan pasal tambahan yang mungkin merupakan pasal tertinggal dan penting untuk dituliskan. Jadi peristiwa penghitungan ini mungkin dilakukan Daud berdekatan dengan peristiwa dosanya dengan Batsyeba, bertepatan dengan kejayaan yang diraih menjadi seorang raja yang berhasil mempersatukan dan membesarkan Israel. Dalam peristiwa Daud menghitung jumlah dan kekuatan Israel diawali dengan Allah menghasut Daud tetapi dalam I Tawarikh 1:21 disebut iblis membujuk Daud. Jadi bila disatukan berarti Allah mengijinkan iblis mencobai Daud karena Daud sudah terlibat dalam dosa kesombongan.
Dosa kesombongan yang berakibat menurunnya kepercayaan Daud kepada Allah. Hal ini membuat Allah menjatuhkan hukuman kepada Daud agar Daud kembali mendekat kepada Allah. Dosa Daud ini rupanya sudah berdampak kepada seluruh Israel sehingga hukuman bukan hanya kepada Daud saja, tetapi kepada seluruh Israel. Itulah sebabnya Daud berdoa “Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku”. Dalam hal ini Daud menyadari bahwa dosanya sebagai seorang pemimpin jauh lebih besar dari dosa rakyatnya. Demi rakyatnya Daud bersedia menerima hukuman. Daud sadar bahwa rakyat kebanyakan tidak bersedia menerima hukuman akibat kesalahannya. Salah satu kekuatan dari sifat Daud adalah kesediaanya menerima hukuman akibat kesalahannya, mereka hanya bersedia memperoleh pengampunan. Salah satu kekuatan dari sifat Daud adalah kesediaannya menerima hukuman atas dosa-dosanya. Kesediaan menerima konsekuensi akibat kesalahan adalah bukti seseorang mau membentuk diri menjadi seorang yang rendah hati dan berhati besar.
Belajar dari kasus dosa Daud ini dapat dibuat kesimpulan bahwa prestasi yang besar dapat membuat seseorang menjadi sombong, Daud sudah berhasil melewati perjuanagn, penderitaan dan berbagai kesulitan berhasil membentuknya menjadi seorang yang rendah hati dan hidup dekat dengan Tuhan. Tetapi prestasi dan sukses yang mengantarnya ke tahta berhasil membawanya kepada kesombongan. Tetapi teguran Tuhan membuat Daud sadar dan bertobat. Dan ketika hukuman akibat dosanya harus menimpanya, dia bersedia menangung asal tetap berada dalam kasih dan anugerah Tuhan. Daud dalam keadan rendah hati, dia mempunyai hati yang besar siap menanggung berbagai derita. Tetapi dalam keadaan sombong karena prestasi hatinya menjadi kerdil sehingga tanpa sadar dia bertindak keji. (MT)