Minggu 28 Agustus 2022
SAUL MELANGGAR SUMPAH
Bacaan Sabda : 2 Samuel 21:1-22
“Dalam zaman Daud terjadilah kelaparan selama tiga tahun berturut-turut, lalu Daud pergi menanyakan petunjuk TUHAN. Berfirmanlah TUHAN: “Pada Saul dan keluarganya melekat hutang darah, karena ia telah membunuh orang-orang Gibeon.” (2 Samuel 21:1)
Dua (2) Samuel 21-24 adalah merupakan tulisan yang merupakan pelengkap yang berkaitan dengan pemerintah Daud. Itulah sebabnya kisahnya tidak disajikan dengan urutan peristiwa. Kisah yang ditulis merupakan lampiran dari 1 dan 2 Samuel yang terjadi pada awal pemerintah Daud sebagai raja kedua umat Israel. Pada awal pemerintahan Daud terjadi kelaparan selama 3 tahun sehingga Daud bertanya kepada Tuhan. Ternyata hal itu terjadi sebagai hukuman Allah atas kesalahan raja Saul yang melanggar perjanjian dengan orang Gibeon.
Melanggar sumpah dalam terang hukum taurat adalah merupakan pelangaran berat yang harus mendapat ganjaran berupa hutang atau sanksi yang harus dibayar. Saul telah berupaya memusnahkan orang Gibeon dari Israel sehingga banyak yang menjadi korban padahal sudah membuat sumpah antara Israel dan Gibeon, akan membiarkan orang Gibeon hidup berdampingan dengan orang Israel. Saul telah melanggar sumpah adalah merupakan pelanggaran berat dan serius terhadap hukum Allah sehingga atas pelanggaran ini “melekat hutang darah”. Orang Gibeon menuntut 7 orang dari keturunan Saul digantung dan dibunuh. Setelah Daud memenuhi permintaan orang Gibeon, Allah pun mengabulkan doa-doa umat Israel. Nats ini memberi petunjuk bahwa ke-7 orang dari keturunan Saul ini ikut terlibat dalam membunuh orang-orang Gibeon.
Pelanggaran terhadap sumpah begitu berat sehingga dalam Injil Yesus melarang umat bersumpah demi apa saja. Ada berbagai peperangan yang terjadi pada awal pemerintahan raja Daud. Orang Filistin dengan pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa selalu berusaha menghancurkan orang Israel. Daud yang sudah terlalu lelah hampir saja terbunuh. Untung saja Abisai segera menolong Daud. Sejak saat itu para pahlawan Israel seperti Yoab dan Abisai melarang Daud ikut berperang.
Pada saat itulah Daud mulai fokus berdoa untuk bangsa Israel dan juga mendekatkan diri kepada Allah “Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia” (Mazmur 31:6). Kata-kata dalam Mazmur Daud ini adalah merupakan ungkapan iman akan ketergantungannya kepada Allah. Semakin jauh Daud melangkah dalam perjalanan imannya, semakin pasrah pula dia menyerahkan diri kepada pemeliharaan Allah. Hal yang sama patut dilakukan oleh semua umat beriman istimewa saat mengalami masa-masa sulit dalam kehidupan. Melalui pengampunan hidup para tokoh Alkitab telah terbukti bahwa pertolongan Allah adalah fakta dalam hidup yang pasrah kepada tuntunan dan perlindungan-Nya. (MT)