Jumat 26 Agustus 2022
DIAMPUNI UNTUK MENGAMPUNI
Bacaan Sabda : 2 Samuel 19:1-43
“Tetapi Daud berkata: “Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya, sehingga kamu pada hari ini menjadi lawanku? Masakan pada hari ini seorang dihukum mati di Israel! Sebab bukankah aku tahu, bahwa aku pada hari ini adalah raja atas Israel? Kemudian berkatalah raja kepada Simei: “Engkau tidak akan mati.” Lalu raja bersumpah kepadanya”. (2 Samuel 19:22-23)
Perkabungan berkepanjangan Daud atas kematian Absalom merupakan suatu yang bisa menimbulkan permasalahan baru bagi Daud. Kemenangan yang seharusnya dirayakan telah menjadi perkabungan bagi seruruh tentara. Yoab pun menghadap raja untuk menyadarkan bahwa sikap raja itu bisa menimbulkan pemberontakan dari rakyat bila perkabungan tidak segera diakhiri. Tentara Israel sudah berjuang menyelamatkan Daud dari kejahatan anaknya Absalom, sudah selayaknya Daud menghargai tentara yang berjuang bukan mempermalukan. Hubungan darah itu memang penting tetapi fakta bahwa tentara Israellah yang menyelamatkan Daud tak boleh disepelekan.
Filosofi darah lebih kental dari air dalam kasus-kasus tertentu tidak selalu dapat dipertahankan. Yoab berhasil menyadarkan Daud sehingga menampakkan diri dan berbicara kepada rakyat. Pada saat itu raja Daud dibawa ke Yerusalem untuk kembali menjadi raja yang duduk dalam tahta kerajaan. Dalam perjalanan menuju Yerusalem orang-orang yang pernah mengutuki Daud saat melarikan diri dari Yerusalem tentu sangat ketakutan, karena kelakuan mereka bisa diganjar dengan hukuman mati. Salah satunya adalah Simei yang mengutuk Daud dan melempari rombongan dengan batu, saat mereka menjadi pelarian meninggalkan Yerusalem, Simei datang memohon pengampunan kepada Daud. Yoab mengingatkan Daud bahwa dosa Simei adalah kesalahan yang tidak termaafkan. Tentu saja Yoab sangat tersingung dengan kelakuan Simei dan mengharapkan Daud menghukumnya. Tetapi justru Daud memarahi Yoab dengan sikapnya yang menuntut keadilan atas sikap Simei. Daud menyatakan dia adalah raja Israel yang berhak memberi keputusan untuk semua rakyat. Bila raja menghukum Simei dengan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya sudah jelas bahwa hukuman matilah yang pantas untuknya. Bila Simei dihukum maka konsekuensinya adalah akan ada ribuan hingga puluhan ribu orang Israel yang akan dihukum mati. Daud pun memutuskan mengampuni Simei. Mengampuni Simei berarti mengampuni puluhan ribu orang Israel yang ikut mengkudeta raja Daud.
Daud yang memperoleh pengampunan dari Allah telah terbentuk menjadi seorang pengampun yang sejati. Daud pun menerima fakta dikudeta oleh anaknya adalah merupakan hukuman Allah atas kesalahannya. Daud menyadari dirinya telah gagal dalam membangun keluarganya dia tidak mau gagal dalam membangun hubungan dengan Allah. Daud yang sudah beroleh pengampunan dari Allah telah membangun dirinya agar menjadi seorang yang kaya dengan pengampunan. (MT)