Minggu 21 Agustus 2022
KEGALAUAN HATI RAJA DAUD
Bacaan Sabda : 2 Samuel 14:1-23
“Kemudian masuklah Yoab menghadap raja dan memberitahukan hal itu kepadanya. Raja memanggil Absalom, dan ia masuk menghadap raja, lalu sujud ke hadapan raja dengan mukanya ke tanah; lalu raja mencium Absalom” (2 Samuel 14:33)
Dua tahun menyimpan dendam kepada saudaranya Amnon adalah suatu kekeliruan besar dari Absalom. Waktu 2 tahun adalah kesempatan mengampuni tetapi justru digunakan memupuk kebencian, akhirnya terjadi pembunuhan. Pembunuhan berencana ini sama dengan perbuatan jahat Daud kepada Uria suami Batsyeba. Daud tak melakukan tindakan untuk menghukum Absalom karena Daud menerima kenyataan ini sebagai akibat dosa poligami, perzinahan dan pembunuhan yang dia lakukan. Daud marah kepada kejahatan anaknya Absalom dan juga marah kepada dirinya sendiri yang membawanya tunduk dan semakin merendahkan dirinya kepada Allah. Absalom adalah anak yang berperawakan gagah dan tampan sehingga Daud menaruh harapan besar padanya untuk menjadi seorang pemimpin bagi umat Israel. Tetapi setelah membunuh Amnon saudaranya, Daud sangat kecewa dan sekaligus pupus harapan kepada anak kebanggaannya. Absalom sendiri ketakutan, sehingga harus berada di pelarian meninggalkan Yerusalem selama 3 tahun. Selama 3 tahun itu hati raja Daud menjadi sangat galau dan merenungkan hidup secara mendalam.
Mungkin selama 3 tahun yang cukup membuat Daud tertekan digunakan mengubah Mazmur-mazmur penyesalan, pengakuan dan mohon pengampunan kepada Allah. Tetapi raja Daud adalah sosok yang hidup dekat dengan Allah sehingga dia cepat-cepat megampuni anaknya sehingga kemarahan segera dapat dikuasai tidak sampai melebar kepada kebencian. Daud sangat merindukan anaknya Absalom, hingga di ketahui Yoab penglima perangnya. Yoab pun berinisiatif melakukan suatu tindakan agar Absalom diijinkan Daud bertemu dengan ayahnya yang tentu saja sangat merindukan sang ayah raja Daud. Pertemuan itu pun terjadi juga di mana ayah dan anak bertemu sambil bermaaf-maafan melepaskan rindu. Ada sakit hati dalam diri raja Daud? Tentu hanya Daud dan Tuhan yang mengetahuinya. Tetapi berdasarkan kedekatan Daud dengan Allah dapat dijamin tidak ada walaupun Daud sebagai seorang raja pastilah berhati-hati kepada anaknya Absalom dan tak ada lagi niat dalam hatinya menjadikan Absalom menjadi raja menggantikannya. Dalam hal ini raja Daud banyak bertanya kepada Allah agar dia tidak salah mengambil keputusan. Hidup berpoligami telah mempersulit dirinya sendiri. (MT)