Sabtu 20 Agustus 2022
HUKUMAN BERLANJUT
Bacaan Sabda : 2 Samuel 13:1-39
“Baru saja ia habis berkata, datanglah anak-anak raja itu. Mereka menangis dengan suara nyaring. Juga raja dan semua pegawainya menangis dengan amat keras. Absalom telah melarikan diri dan telah pergi kepada Talmai bin Amihur, raja negeri Gesur. Dan Daud berdukacita berhari-hari lamanya karena anaknya itu.” (2 Samuel 13:36-37)
Hukuman akibat dosa Daud terus berlanjut. Berpoligami berakibat buruk baginya. Sebagai seorang ayah dia harus menerima kenyataan anaknya Amnon memperkosa anak perempuannya Tamar dengan cara yang sangat keji. Anak lain ibu satu ayah ini terlibat kepada dosa seksual yang sangat buruk atas nama cinta, setelah selesai memperkosa Amnon justru sangat membenci Tamar adiknya. Dosa yang sangat melecahkan adik kandungnya ini tak dapat dipisahkan dari dosa poligami raja Daud. Sekalipun Daud beroleh pengampunan dari Allah dan tidak menerima hukuman kekal atau binasa karena dosa-dosanya akibat kesalahannya yang terjadi selama hidupnya di dunia terus berlangsung hingga kematiannya. Akibat dosanya itu tentu saja mengurangi kesejahteraan dan kedamaian hidupnya, hanya karena kedekatannnya kepada Allahlah yang membuat dia mampu dan kuat mengghadapinya.
Daud menempatkan diri secara tepat di hadapan Allah, sebagai pendosa besar yang beroleh belas kasihan, pengampunan dan perkenanan dari Allah. Tak ada upaya membela diri dan menutupi dosa. Pengakuan yang tulus, bertobat dan terus berjuang memperbaiki perilaku dilakukan seumur hidupnya. Atas kebaikan dan kemurah Allah, jiwanya gemar memuji dan menyembah serta membangun hubungan akrab dengan Allah. Rasa dendam Absalom ternyata tidak sirna dari hati dan pikirannya kepada Amnon yang memperkosa Tamar adik seayah dan seibunya. Dua(2) tahun rasa dendam itu tersimpan yang berakhir dengan mebunuh Amnon saudara seayahnya. Absalom harus melarikan diri akibat perbuatannya. Perbuatan Absalom dan Amnon baru merupakan awal bencana yang menimpa keluarga Daud akibat dosanya.
Dalam Mazmur 51:6 Daud menyatakan: “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu”. Dalam hal ini Daud bukan menyatakan dia tidak berdosa terutamanya adalah pelanggaran terhadap firman Allah. Dosa Daud sangat besar, dalam pandangan manusia sudah tidak termaafkan, tetapi kasih Allah menjadikan Daud tetap menjadi milik-Nya, sedangkan keadilan Allah membuat Daud harus siap menerima hukuman akibat dosanya. (MT)