Rabu 10 Agustus 2022
PEMIMPIN YANG KUAT
Bacaan Sabda : 2 Samuel 4:1-12
“Ketika ada orang yang membawa kabar kepadaku demikian: Saul sudah mati! dan memandang dirinya sebagai orang yang menyampaikan kabar baik, maka aku menangkap dan membunuh dia di Ziklag, dan dengan demikian aku memberikan kepadanya upah kabarnya; terlebih lagi sekarang, setelah orang-orang fasik membunuh seorang yang benar, di rumahnya di atas tempat tidurnya, tidakkah aku menuntut darahnya dari pada kamu dan melenyapkan kamu dari muka bumi?” (2 Samuel 4:10-11)
Daud tidak pernah dendam kepada Saul dan keluarganya, walaupun faktanya Saul selalu berusaha membunuhnya. Bukan hanya tidak dendam tetapi tetap menghormati dan mengasihinya dengan hati yang tulus. Daud memberi sikap mengampuni yang sangat indah sekaligus memberi pesan bahwa semua umat Tuhan mempunyai potensi untuk mengampuni. Daud pengampun itu justru membuang hal-hal kotor dari hatinya sehingga tidak menjadi beban saat dia harus menghadapi pergumulan hidup yang silih berganti menghadang perjalanan imannya.
Para pengampun sejati selalu memiliki hati yang damai sehingga siap menghadapi segala kemungkinan terburuk dalam hidupnya. Hanya umat pengampunlah yang dapat terbentuk menjadi seorang pengasih dan penyayang. Mengampuni betul sulit dan tak mudah diwujudkan tetapi bila mau pasti mampu, bila berjuang pasti menang. Rekhab dan Baana anak Rimon menjilat lagi kepada Daud melalui cara yang jahat. Mereka membunuh Isyboset anak Saul saat tidur memenggal kepadanya dan mempersembahkan kepada Daud. Mereka berharap Daud akan suka karena mereka berpendapat Saul dan anaknya Isyboset adalah musuh Daud karena Saul selalu berusaha membunuh Daud.
Ternyata para penjilat profesional ini salah karena kejahatan Saul tidak merusak hati Daud. Daud tetap memandang Saul dan Isyboset sebagai orang benar. Benar bukan karena karakternya tetapi karena statusnya sebagai umat pilihan Allah. Menurut Daud karakter bisa berubah dari jahat menjadi baik tetapi status sebagai umat Allah adalah harta abadi yang tidak boleh diabaikan dengan sembarangan. Status umat Allah atau anak Tuhan adalah pemberian Allah yang harus dihargai.
Daud menjadi sangat marah kepada dua orang penjilat yang berusaha mencari muka di hadapan Daud. Mereka bukannya dihargai melainkan dibantai. Mereka bukan memperoleh perhatian melainkan memperoleh hukuman. Pemimpin besar seperti Daud sudah pasti tidak bisa dijilat. Jadilah anak Tuhan yang mempunyai hati yang bersih agar jauh dari sikap menjilat ke atasan melainkan berkarya lebih cerdas dan jujur. (MT)