Sabtu 06 Agustus 2022
KEMATIAN SAUL
Bacaan Sabda : 1 Samuel 31:1-13
“Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: “Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini menikam aku dan memperlakukan aku sebagai permainan.” Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke atasnya” (1 Samuel 31:4)
Bersamaan peperangan Daud dan pasukannya menghancurkan Amalek, Saul berperang melawan orang Filistin yang menimbulkan kekalahan besar bagi umat Israel. 3 orang anak Saul termasuk Yonatan sudah gugur dalam pertempuran membuat Saul terpuruk. Saul yang masih mengharapkan Yonatan untuk menggantikannya, menjadi kehilangan harapan dan ingin mati juga. Tetapi jangan mati di tangan para penyembah berhala yang pasti akan membuatnya sebagai permainan seperti yang dilakukan orang Filistin kepada Simson.
Saul meminta pembawa senjatanya menghunus pedang untuk menebasnya tetapi pembawa senjata menolak karena segan kepada raja yang dihormatinya itu. Akhirnya Saul bunuh diri dengan menggunakan pedangnya sendiri dan disusul pembawa senjatanya. Filistin sudah mengetahui Daud ada dalam pelarian karena diusir dan dikejar-kejar oleh Saul, sehingga mereka berani dan sangat percaya diri menyerang umat Israel.
Saul raja Israel pertama gagal mempertahankan Israel sebagai kerajaan umat pilihan Allah. Saul justru bertindak gegabah memecah kerajaan Israel. Perlu diketahui bukan karena Roh Tuhan meninggalkan Saul membuatnya bertindak gegabah dengan berbuat dosa melainkan karena dia berbuat dosa maka Roh Tuhan meninggalkannya. Status raja telah membuat hatinya melambung tinggi dalam kesombongan sehingga melakukan apa saja untuk mempertahankan kekuasaanya.
Allah tidak merencanakan Israel menjadi suatu kerajaan yang bersifat kekuasaan duniawi atau bersifat politis, tetapi kekerasan hati Israel lah yang membuat Allah mengijinkannya dengan berbagai syarat. Raja Saul tidak mentaati syarat itu sehingga dia jatuh. Yonatan turut gugur dalam peperangan itu padahal Yonatan sangat stabil dalam bersikap untuk tetap hormat kepada ayahnya dan berusaha melindungi Daud dari kejahatan ayahnya. Jadi Yonatan dapat juga disebut menjadi korban kejahatan ayahnya. Tetapi yang pasti bahwa Allah tetap berkarya melalui perjalanan hidup umat-Nya. (MT)