Kamis 04 Agustus 2022
DAUD UTUSAN ALLAH
Bacaan Sabda : 1 Samuel 29:1-11
“Lalu Akhis menjawab Daud: “Aku tahu, engkau ini memang kusukai seperti utusan Allah. Hanya, para panglima orang Filistin telah berkata: Ia tidak boleh pergi berperang bersama-sama dengan kita”.
(1 Samuel 29:9)
Orang Filistin mengumpulkan segala tentaranya untuk memerangi Israel. Akhis mengajak Daud ikut serta dan Daud setuju. Tentu saja Daud tak akan pernah memerangi bangsanya sendiri. Tetapi Akhis mengetahui bila selama ini Daud memerangi Israel, berdasarkan laporan palsu Daud. Jadi menurut Akhis Daud sudah sangat setia kepadanya. Akhis tak pernah tahu bahwa Daud yang mendustai dengan berkata bahwa Daud memerangi orang Israel adalah kata-kata dan pernyataan dusta. Karena sesungguhnya Daud justru memerangi sekutu Filistin. Jadi adalah sangat masuk akal bila para panglima Filistin melarang Daud ikut berperang.
Kehadiran Daud dan rombongannya sangat memberkati raja Akhis dan rakyatnya sehingga dia membuat pernyataan kepada Daud: “Aku tahu engkau ini memang kusukai seperti utusan Allah”. Alasan raja akhis menyukai Daud, karena Daud telah memberi dampak yang baik terhadap Akhis dan rakyatnya. Raja Akhis dan rakyatnya mengakui bahwa Daud adalah seperti utusan Allah.
Hal yang sama sesungguhnya ada dalam benak Saul, yang sudah mengetahui bahwa Daud adalah raja utusan Allah menggantikan dirinya menjadi raja Israel. Daud sesungguhnya kurang jujur terhadap raja Akhis, tetapi raja Akhis tetap mampu melihat hal-hal yang baik dalam diri Daud. Berbeda dengan raja Saul. Daud sangat jujur kepada Saul bahkan tetap sangat menghormatinya sebagai raja yang diurapi. Namun Saul tetap mengeraskan hati dan selalu saja berusaha membunuh Daud. Kebencian tanpa alasan yang benar mampu membutakan mata seseorang sehingga terlibat kepada tindakan-tindakan bodoh dan jahat bahkan di luar nalar manusia.
Akhis adalah raja dari satu bangsa penyembah berhala, sedangkan Daud adalah raja umat pilihan Allah. Tetapi mengapa Akhis jauh lebih baik dalam sikapnya kepada Daud? Akhis memang penyembah berhala tetapi dia masih menggunakan akal sehat dan hati nuraninya sedangkan Saul telah kehilangan akal sehat dan hati nuraninya karena kebencian yang terus diumbar tanpa ada usaha untuk menghilangkannya. (MT)