Rabu 03 Agustus 2022
SAUL DI EN- DOR
Bacaan Sabda : 1 Samuel 28:1-25
“Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar. Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi”. (1 Samuel 28:5-6)
Mufakat orang Filistin yang menyerang orang Israel sangat menggentarkan Saul. Dalam keadaan demikian Saul menyadari betapa pentingnya Samuel baginya. Biasanya dia akan cepat-cepat meminta pendampingan Samuel. Tetapi Samuel sudah meninggal, sehingga Saul bertanya langsung kepada Allah melalui doa, tetapi Saul tidak memperoleh jawaban. Saul pun memanggil perempuan pemanggil arwah untuk memanggil arwahnya Samuel. Roh jahat yang menguasai Saul telah berhasil menyesatkan cara berpikir Saul. Meminta bantuan pemanggil arwah adalah suatu sikap yang bertentangan dengan firman Tuhan. Saul sudah sangat terbiasa melanggar perintah Tuhan, jadi sedikitpun dia tak segan untuk melanggar lagi. Kebiasaan-kebiasaan buruk tak boleh dibiarkan berlama-lama harus segera dibuang. Saul terperangkap kepada kebiasaan melanggar perintah Allah sehingga makin lama kesalahannya semakin buruk bahkan bertindak bagaikan pemimpin yang kehilangan akal sehatnya. Ketika pemanggil arwah melakukan praktek yang terkategorikan sebagai praktek okultisme itu membacakan mantranya, dia mengaku bertemu dengan arwah seorang kakek berjubah yang segera meyakinkan Saul bahwa itu adalah arwah Samuel.
Kisah ini menjadi kisah kontroversial di antara umat Allah sepanjang zaman. Ada yang meyakini bahwa arwah yang datang betul-betul adalah arwah Samuel. Kisah ini pun diterima sebagai kisah yang melegitimasi praktek okultisme khususnya pemanggil arwah orang yang sudah meninggal. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa arwah yang datang bukanlah arwah Samuel melainkan iblis yang menyamar menjadi arwah Samuel. Tetapi yang pasti, Saul melakukan kesalahan besar meminta petunjuk dari seorang perempuan En-Dor yang berprofesi sebagai pemanggil arwah karena hal itu berarti Saul terlibat dengan praktek Okultisme. Saul sudah mengetahui Samuel sudah meninggal. Walaupun Samuel sudah meninggal, dia meninggalkan nasehat yang baik sebagai nilai-nilai hidup yang benar yang perlu ditaati. Daud adalah juga seorang yang sangat kehilangan atas kematian Samuel. Daud tetap bangga dengan Samuel, sebab walaupun dia sudah meninggal, Samuel meninggalkan keteladanan hidup yang benar untuk diteladani.
Keteladanan hidupnya itu pasti, teladani saja. Saul sudah terperangkap kepada jebakan kekuasaan dan kedudukan, jadi dia melakukan apa saja untuk mempertahankan kuasa dan kedudukannya, tetapi nyatanya dia justru kehilangan segala sesuatu yang baik dan benar. (MT)