Selasa 02 Agustus 2022
DAUD DI TENGAH ORANG FILISTIN
Bacaan Sabda : 1 Samuel 27:1-12
“Daud tidak membiarkan hidup seorangpun, baik laki-laki maupun perempuan, untuk dibawa ke Gat, sebab pikirnya: “Jangan-jangan mereka mengabarkan tentang kami, dengan berkata: Beginilah dilakukan Daud.” Itulah kebiasaannya, selama ia tinggal di daerah orang Filistin.” (1 Samuel 27:11)
Memilih hidup di tengah orang Filistin untuk menghindar dari Saul bukanlah pilihan yang tepat, bahkan terkesan pilihan yang didasari keputusasaan. Pilihan untuk lepas dari serangan Saul memanglah tepat, tetapi itu jauh lebih berbahaya. Orang Filistin masih sangat mengenal Daud pahlawan Israel yang mengalahkan Goliat. Mungkin bagi Daud lebih baik mati di tangan musuh daripada mati di tangan raja yang dihormati. Mati di tangan musuh biasanya dianggap sebagai pahlawan tetapi bila mati di tangan rajanya bisa-bisa dianggap sebagai seorang pengkhianat. Kemudian pilihan Daud tinggal di tengah orang Filipin dapat juga diartikan keputusan nekat seorang yang terlalu lama hidup dalam tekanan, tetapi dapat juga merupakan tindakan yang didasari oleh iman yang teguh kepada Allah. Sebab Daud berkeyakinan di tempat paling berbahaya sekalipun tetap bisa aman bila Allah menyertai. Pilihan Daud tepat, nyatanya Saul berhenti mengejarnya. Berada di tengah orang filistin, Daud berperang juga melawan sekutu-sekutu Filistin tanpa sepengetahuan Akhis.
Daud dan orang-orangnya di pelarian menyerbu orang Gesur, Girzi dan Amalek. Daud bahkan berhasil memusnahkan mereka. Bangsa-bangsa yang selalu saja menyerang Israel ini takluk di tangan Daud yang sedang berada di Ziklag wilayah yang diberikan raja Akhis kepadanya. Raja Akhis mengetahui bahwa Daud pulang dari peperangan membawa barang jarahan pertanda Daud selalu menang. Kepada Akhis orang Filistin itu Daud mengaku bahwa Daud menyerang tanah Negeb Yehuda atau wilayah-wilayah umat Israel. Akhis percaya saja kalau Daud menyerang Israel karena raja Saul dianggap sebagai musuhnya. Akhis pun merasa senang karena keberadaan Daud di Ziklag wilayahnya memberi keamanan karena lepas dari serangan Israel bangsa yang ditakutinya. Daud berada di Ziklag selama satu tahun empat bulan. Tentu saja Saul mengetahui kemenangan demi kemenangan Daud atas musuh-musuh Israel. Saul sudah sangat sadar dia salah mengusir dan memusuhi Daud tetapi tetap saja Saul tak mengubah pendiriannya. Daud pun tidak mengubah pendiriannya untuk tetap menghormati Saul raja yang diurapi Allah. Daud tetap membela bangsanya walaupun bangsanya mengusirnya dari negerinya sendiri. Daud betul-betul dipersiapkan Allah menjadi raja melalui pemrosesan itu sehingga terbangun menjadi seorang pemimpin bangsa Israel. (MT)