Selasa 26 April 2022
HIDUP DEKAT DENGAN ALLAH
Bacaan Sabda : Bilangan 28-29
“Dan domba yang lain haruslah kauolah pada waktu senja; sama seperti korban sajian pada waktu pagi dan sama seperti korban curahannya haruslah engkau mengolahnya sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.” (Bilangin 28:8)
Dua(2) pasal pembacaan Alkitab hari ini kembali mengulas tentang berbagai korban yang harus di jalankan umat Israel sebagai ritual iman yang penting. Pengulangan-pengulangan ini terkesan membosankan untuk dibaca dan dibaca lagi. Tetapi tidak ada salahnya dibaca lagi Seraya berpikir positif bahwa pengulangan itu penting dalam hal mengingatkan diri. Lagipula sesuatu yang diulang-ulang isinya adalah sesuatu yang sarat makna yang perlu diketahui. Ada hal yang baru dalam pengulangan tentang korban-korban pada pembacaan Bilangan 28 ini dengan perintah untuk melaksanakan korban pagi dan korban petang. Kemudian korban sabat korban bulan baru dan korban-korban pada hari raya. Hal ini menekankan pentingnya kesinambungan perjanjian korban dan persembahan kepada Allah. Kemudian hal itu menjelaskan bahwa untuk membangun hubungan dengan allah tidaklah sesuatu yang dilakukan kalau ingin karena membangun hubungan dengan Allah adalah kebutuhan yang harus dibangun oleh umat beriman. Persembahan dan korban yang berkesinambungan ini memberi tekanan akan kebenaran perlunya membangun hubungan yang tetap tanpa henti-hentinya dengan Allah. Karena semua umat sangat penting untuk menikmati kehadiran dan berkat Allah setiap hari.
Prinsip kehidupan rohani ini berlaku terus dan tidak akan berubah. Orang percaya sepanjang zaman haruslah menghampiri Allah di dalam doa dan penyembahan setiap hari sebagai sikap tetap membuka diri terhadap kasih karunia dan pertolongan-Nya. Rasul Paulus mempertegas prinsip kehidupan rohani ini melalui nasehatnya bersukacitalah senantiasa tetaplah berdoa Mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi kamu. Janganlah padamkan roh (1 Tesalonika 5 ayat 16-19). Umat Tuhan dapat bersukacita senantiasa bila tetap berdoa dan bersyukur atas segala sesuatu. Tentu tetap berdoa bukanlah doa yang formal tetapi hati yang selalu terhubung dengan Allah. Bersyukur atas segala sesuatu bukanlah ucapan bibir melainkan ucapan hati. Kemudian janganlah padamkan roh. Artinya jangan pernah meremehkan karya dan kehadiran Allah dalam hidup melalui berbagai manifestasinya. Kemudian berilah penghormatan yang benar dan baik kepada karunia roh dengan cara terus membangun karakter agar tercipta keseimbangan karunia dan karakter dalam hidup. (MT)