Kamis 21 April 2022
TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Bacaan Sabda : Bilangan 20:1-29
“Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.” (Bilangan 20:12)
Tinggal kurang lebih 3 tahun Lagi umat Israel akan memasuki negeri Kanaan meninggalkan Miryam dan Harun. Ada kemungkinan mereka adalah 2 orang Israel yang terakhir meninggal yang lahir di Mesir selain Musa, Yosua dan Kaleb. Di Kadesy yang sudah semakin dekat ke Kanaan terjadi lagi dosa umat Israel. Hanya karena haus mereka ingin kembali lagi ke Mesir. Kesalahan yang berulang-ulang ini bukan hanya dilakukan umat Allah Perjanjian Lama tetapi sering juga dilakukan umat Allah Perjanjian Baru atau gereja Tuhan. Bila kesulitan datang selalu mempunyai kecenderungan kembali kepada kehidupan yang lama. Dan seorang pemimpin sebesar Musa bisa sangat marah melihat kebiasaan buruk umat Allah sehingga sempat terjadi perkelahian umat dengan pemimpin. Untungnya Musa cepat-cepat sadar dan memohon pertolongan Allah dan Allah pun memberi solusi. Allah menyuruh Musa berbicara kepada bukit batu agar batu mengeluarkan air. Di hadapan umat maka Musa bukan hanya berbicara tetapi memukul bukit batu. Air tetap keluar tetapi Musa mendapat hukuman yang cukup berat yakni tidak akan ikut memasuki negeri perjanjian.
Ada yang memberi pendapat bahwa kesalahan Musa adalah kemarahan yang tak terkendali sebagai respon kepada umat yang selalu saja melakukan kesalahan yang sama secara berulang-ulang. Musa tidak akan memimpin umat sampai ke Kanaan karena tidak cermat dalam hal melakukan perintah Allah. Dalam hal ini Allah hendak menyatakan bahwa semua hamba Allah yang dipakai Allah harus menyadari bahwa tanggung jawab mereka jauh lebih besar dari masyarakat biasa. Hal itu penting diketahui karena pengaruh mereka jauh lebih besar membuat dampak kesalahan mereka menjadi lebih buruk.
Berdasarkan firman Tuhan, Musa dihukum berat karena ketidakpercayaan kepada firman Tuhan. Mungkin Musa tidak percaya bila hanya berbicara saja. Dalam hal ini Musa gegabah, karena menganggap kuasa Tuhan ada pada tongkatnya yang sudah sering dipakai Allah untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Mungkin saja pada saat hati dan pikiran Musa kalut dalam menanggapi kemarahan umat, Musa kehilangan iman dan ketaatannya. Dapat diartikan Musa tidak memperlakukan firman Allah sebagai kekuatan dan kebenaran mutlak yang harus ditaati. Melalui kisah Musa dalam menghadapi umat ini membuktikan pengalaman itu penting tetapi tetap tidak bisa diandalkan. Tanggung jawab terbesar seorang pemimpin umat Allah adalah menjunjung tinggi kebenaran firman Allah serta mentaatinya. Tidak mentaati firman Allah adalah penempatan diri pada posisi tidak layak memimpin umat Allah. Sebab itu tetaplah berjuang mentaati firman Allah. (MT)