Kamis 14 April 2022
ANUGERAH ALLAH UNTUK SEMUA ORANG
Bacaan Sabda : Bilangan 9-10
“Nafiri-nafiri itu harus ditiup oleh anak-anak imam Harun; itulah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Dan apabila kamu maju berperang di negerimu melawan musuh yang menyesakkan kamu, kamu harus memberi tanda semboyan dengan nafiri, supaya kamu diingat di hadapan TUHAN, Allahmu, dan diselamatkan dari pada musuhmu.” (Bilangan 10:8-9)
Merayakan paskah adalah merupakan kebahagiaan bagi umat Israel sebagai hari kemerdekaan yang dikaruniakan Allah melalui tindakannya yang nyata. Tetapi ada hal-hal yang merupakan aturan saat umat Israel bepergian dan dalam keadaan najis sehingga mereka tak boleh merayakan paskah. Tetapi Kerinduan umat membuat Musa bertanya kepada Allah dan Allah mengijinkan tetapi pada waktu yang berbeda. Dalam hal ini Allah selalu membuka ruang bagi umat yang rindu untuk mengalami pertemuan dengan-Nya. Bukan berarti Allah tidak konsekuen dengan aturan yang Dia buat. Tetapi Dia berdaulat mengubah keputusan-Nya untuk kebaikan dan kesejahteraan umat yang merindukan-Nya. Allah bukan bertindak sewenang-wenang untuk memamerkan kuasa-Nya tetapi bertindak untuk menjawab dan memberi solusi bagi umat yang merindukan hidup merindukan hadirat-Nya. Resiko karena faktor tidak memenuhi syarat ada tetapi tidak menutup kesempatan tetapi membuka kesempatan dengan syarat.
Bagi umat Israel merayakan paskah bukanlah merayakan kemerdekaan karena berhasil menghalau penjajah melalui kekuatan militer yang mereka miliki. Bangsa pilihan Allah ini akan memperoleh Kanaan bukan sebagai hadiah atas kesetiaan mereka kepada Allah. Umat memperoleh kemerdekaan dan negeri Kanaan adalah merupakan pemberian dan negeri Kanaan adalah merupakan pemberian Allah kepada mereka sebagai bangsa pilihan. Allah memberikan kemerdekaan dan Kanaan bukan karena mereka hidup benar dan setia tetapi supaya mereka hidup benar dan setia kepada Allah.
Dalam perjalanan menuju negeri perjanjian terkadang umat itu dihambat oleh musuh yang memaksa mereka harus berperang. Peniupan nafiri oleh anak-anak Harun adalah merupakan sorak kemenangan yang sudah dilewati dan sorak perjuangan dalam melangkah ke depan. Saat nafiri ditiup adalah merupakan lambang dari sikap bersyukur dan berharap kepada Allah. Bersyukur atas anugerah kemenangan dan berharap penyertaan Allah dalam perjuangan. Meniup nafiri adalah juga lambang hidup berseru kepada Allah. Sebab Allah menolong umat-Nya bila umat-Nya menghampiri-Nya, berseru kepada-Nya untuk memohon pertolongan-Nya. Musa tak ingin menikmati berkat Allah sendirian bersama umat Allah, tetapi mengajak keluarga dari pihak isterinya Israel. Musa sudah mulai memberi penjelasan bahwa berkat Allah diperuntukkan juga kepada manusia di luar Israel. (MT)