Senin 04 April 2022
KUDUSNYA KEBAKTIAN KORBAN
Bacaan Sabda : Imamat 22:1-33
“Dengan demikian kamu harus berpegang pada perintah-Ku dan melakukannya; Akulah TUHAN. Janganlah melanggar kekudusan nama-Ku yang kudus, supaya Aku dikuduskan di tengah-tengah orang Israel, sebab Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, supaya Aku menjadi Allahmu; Akulah TUHAN.” (Imamat 22:31-33)
Semua binatang yang dijadikan korban untuk dipersembahkan kepada Tuhan haruslah binatang yang baik tidak boleh cacat sedikitpun. Setiap umat yang ikut dalam kebaktian korban juga haruslah bersih tak bercacat dengan pakaian yang juga bersih. Korban yang dipersembahkan diolah juga untuk dimakan umat. Syarat-syarat orang yang makan, semua dengan syarat dan aturan yang jelas sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Tuhan. Bila kita cermati dengan baik tentu akan menyimpulkan bahwa aturan yang sangat detail ini sangat sulit untuk ditaati. Padahal kesalahan dalam hal-hal kecil pun selalu beresiko tertimpa hukuman. Namun demikian umat Israel berusaha untuk mentaati walaupun sering usaha yang dilakukan hanyalah berupa usaha untuk meminimalisir kesalahan. Mungkin saja ada di antara umat Israel yang berpendapat bahwa detail aturan itu sangat memberatkan yang seakan-akan berupa jebakan. Faktanya umat Israel berusaha maksimal untuk mentaatinya. Hal itu juga telah membuat Israel terbiasa hidup dengan aturan sehingga bekerja dengan rapi. Saat Israel bekerja dengan aturan dan standar yang baik dan benar bangsa-bangsa di sekitarnya terus saja bekerja dan menjalani hidup tanpa aturan dan standar yang tidak jelas.
Jadi bila kemudian umat Israel lebih unggul dari bangsa-bangsa lain adalah sangat logis dan sangat wajar. Jadi keunggulan umat Israel dari bangsa-bangsa lain bukanlah terjadi otomatis sebagai dampak dari status mereka sebagai umat pilihan Allah. Bukan pula secara otomatis sebagai penggenapan janji Allah kepada umat-Nya. Saat bangsa-bangsa lain menjalani kehidupan tanpa standar dan aturan yang jelas, umat Israel telah menjalani kehidupan dengan standar dan aturan yang dibuat langsung oleh Allah. Jadi adalah merupakan hal yang tepat bila seseorang membiasakan hidup dengan mentaati suatu aturan. Hanya saja perlu juga mengetahui sumber aturan itu. Dalam Mazmur 119 adalah suatu pengakuan terhadap firman Tuhan sebagai standar hidup yang benar dan tepat. Bila pengikut Kritsus membangun pola hidup dengan standar firman Allah, maka akan terbentuk menjadi pribadi yang unggul untuk hormat dan kemuliaan Allah. Lebih dalam lagi pemazmur menyatakan bahwa Firman itu harus disimpan dalam hati bukan sebagai masukan untuk dipahami tetapi perintah untuk ditaati dan aturan benar dan tepat untuk bersikap dan berbuat. (MT)