Jumat 01 April 2022
KUDUSNYA HIDUP
Bacaan Sabda : Imamat 19:1-37
“TUHAN berfirman kepada Musa: “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu.” (Imamat 19:1-3)
Allah yang Mahakudus menyatakan bahwa sesungguhnya manusia yang diciptakan segambar dengan Allah itu seharusnya haruslah Kudus. Untuk itulah Allah memilih Israel untuk menjadi teladan kepada semua manusia untuk mengungkapkan kekudusannya. Allah mengharapkan agar umat Israel memisahkan diri dari kebiasaan-kebiasaan orang fasik yang hidup di sekitar mereka. Dalam banyak hal umat Israel sangat lemah tetapi bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa disekitarnya mereka masih lebih baik dan mempunyai banyak keunggulan. Jadi perlu juga kita pahami betapa pun lemah dalam banyak hal haruslah mengarahkan itu kepada kekudusan karena Allah yang dipercaya dan kita kasihi adalah Allah yang kudus. Bila kita mencoba mempelajari konsep kekudusan yang perlu kita capai hanya dapat tercapai bila kita mengalami dengan cara memposisikan diri secara benar dan tepat. Memposisikan diri secara benar dan tepat di hadapan Allah berarti menjadikan Allah satu-satunya yang dipercaya secara mutlak sebagai pencipta segala sesuatu termasuk diri sendiri. Jadi secerdas dan sekaya serta seberkuasa apapun manusia dia tetaplah ciptaan.
Walaupun manusia adalah ciptaan yang mulia dan diciptakan segambar dengan Allah. Dosa telah membuat manusia kehilangan kemuliaan dan kehilangan kesegambaran dengan Allah, tetapi Allah terus memberi dirinya untuk bersekutu dengan manusia. Sebab itu manusia haruslah tetap pada posisi yang benar dan tepat sebagai penyembah Allah. Hanya Allah tidak boleh yang lain. Umat-Nya haruslah menyembah Allah pencipta sebagai bukti yang membedakannya dari bangsa yang lain. Karena Israel penyembah Allah haruslah mengarahkan kekudusan hidup yang hendak dicapai kepada Allah dan kekudusan-Nya. Kemudian seorang umat beriman haruslah memposisikan diri secara benar dan tepat di hadapan manusia.
Dalam ayat 18 jelas diperintahkan Allah agar mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri. Sesama manusia pertama yang harus dikasihi dengan rasa hormat adalah orangtua. Sebagai umat Tuhan yang memposisikan diri secara tepat dan benar di hadapan sesama berarti perlu membangun diri agar mampu memberi kontribusi yang baik untuk kesejahteraan sesama. Membangun diri agar tidak menjadi beban bagi sesama tetapi justru terbeban untuk mengurangi beban hidup yang sering menghilangkan kesejahteraan sesama. (MT)