Minggu 27 Februari 2022
ROTI DARI SURGA
Bacaan Sabda : Keluaran 17-18
Sabda Renungan :“Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.” (Keluaran 17:10-11)
Dari Sin petunjuk arah mengarahkan umat Israel bergerak menuju Rafidim. Ada 3 peristiwa penting terjadi di Rafidim, yaitu :
Peristiwa pertama adalah umat Israel kehabisan air, sehingga kebiasaan bersungut-sungut kembali dilakukan oleh umat yang tidak mau belajar dari kesalahan yang sudah mereka lakukan sebelumnya. Sekarang persungutan disertai dengan tindakan ingin melempari Musa dan Harun karena dianggap salah membawa mereka keluar dari Mesir. Tentu saja Musa sangat marah tetapi bila dia memarahi umat, hal itu membahayakan dirinya. Musa memilih untuk berdoa dan Tuhan pun mengabulkan doanya. Sesuai petunjuk Allah Musa memukul gunung batu sehingga mengeluarkan air untuk memenuhi kebutuhan umat-Nya.
Peristiwa kedua adalah umat Israel diserang oleh orang Amalek sehingga peperangan tidak bisa dihindari. Ini merupakan perang pertama bagi orang Israel. Bila orang Israel mampu mengalahkan Amalek tentu bukan karena kemampuan berperang Israel melainkan adalah merupakan penggenapan janji-Nya yang akan berperang untuk umat-Nya. Umat-Nya cukup diam saja tetapi diam aktif artinya umat-Nya hanya melakukan tindakan sesuai petunjuk Allah. Yosua bertindak sebagai pemimpin perang sesuai petunjuk Allah, sedangkan Musa, Harun dan Hur harus tetap berada di atas bukit Horeb mengangkat tangan kepada Allah. Mengangkat tangan ini adalah merupakan sikap hidup berdoa dan berserah kepada Allah. Peristiwa ini cukup kuat dan tegas menyatakan kebenaran ora et labora atau berdoa dan berusaha. Jadi diam bukanlah pasif melainkan berhenti mengandalkan kekuatan dan kemampuan manusiawi. Kemunculan Yosua adalah merupakan cara Allah memunculkan dan mempersiapkan generasi yang akan melanjutkan kepemimpinan Musa.
Peristiwa ketiga adalah kunjungan Yitro dan membawa Zipora kepada Musa. Yitro adalah seorang yang sangat peduli kepada kesejahteraan anaknya. Dia memperhatikan kesibukan menantunya telah menyita waktu dan perhatiannya yang seluruhnya untuk tugas dan pelayanan. Waktu untuk keluarga hampir tidak ada. Yitro cukup terganggu melihat keadaan ini sehingga dia sengaja memberi nasehat penting kepada Musa. Yitro mengakui kuasa dan kebaikan Allah memakai dan menyertai Musa tetapi Musa tidak harus bekerja sendiri. Musa harus membagi dan mempercayakan tugas kepada orang-orang yang cakap dan takut kepada Allah. Nasehat Yitro kepada Musa berlaku terus dalam kepemimpinan. Musa melakukan langsung nasehat mertuanya dan dampaknya cukup efektif dan efisien serta meringankan beban Musa. (MT)