Sabtu 19 Februari 2022
KUASA ALLAH ATAS BERHALA MESIR
Bacaan Sabda : Keluaran 7:14-25
Sabda Renungan : “TUHAN berfirman kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas segala air orang Mesir, ke atas sungai, selokan, kolam dan ke atas segala kumpulan air yang ada pada mereka, supaya semuanya menjadi darah, dan akan ada darah di seluruh tanah Mesir, bahkan dalam wadah kayu dan wadah batu.” (Keluaran 7:19)
Allah menulahi Mesir dengan sepuluh tulah adalah merupakan upaya untuk melunakkan hati Firaun. Ternyata Firaun justru semakin mengeraskan hatinya, karena para ahli sihir Mesir dalam batas-batas tertentu justru bisa melakukan hal yang sama. Mereka tak menyadari bahwa dengan meniru justu mempersulit mereka karena menyerang mereka sendiri. Para pesihir Mesir tidak mampu menulah orang Israel karena orang Israel tetap berada pada perlindungan Allah. Dalam hal menulahi Mesir, Allah bukanlah semata menghukum Mesir tetapi juga menyatakan diri kepada umat-Nya. Bila menyatakan diri kepada orang Mesir adalah pembuktian bahwa dewa-dewa Mesir tak berdaya di bawah kuasa Allah maka kepada Israel membuktikan bahwa Dialah satu-satunya Allah yang patut disembah. Kemudian untuk memastikan bahwa umat Israel sudah benar dan tepat menyembah Allah yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub.
Perbuatan Allah akan terus diberitakan umat dari generasi ke generasi. Tulah memaksa Firaun mengijinkan Israel ke luar dari Mesir tetapi juga memotivasi umat Israel untuk bersemangat keluar dari Mesir melepaskan diri dari perbudakan yang melumpuhkan daya pikiran mereka. Tulah pertama air menjadi darah sangat telak menghancurkan sistem keagamaan Mesir yang mendewakan sungai Nil sebagai pemberi kehidupan bagi orang Mesir. Sekarang sungai Nil berubah menjadi sumber kematian bila tidak segera dipulihkan. Tentu saja Firaun mengerahkan semua sumber daya dan kekuatan yang ada untuk memulihkan semua air yang sudah menjadi darah, tetapi tak ada yang mampu. Air berubah menjadi darah bukan berwarna merah jadi makin lama akan semakin membusuk. Tulah pertama ini tidak behasil memaksa Firaun mengijinkan Israel keluar dari Mesir. Tujuh(7) hari cukup menyulitkan tetapi Firaun tetap mengeraskan hatinya, tulah bukan saja hukuman kepada orang Mesir, tetapi menyatakan diri sebagai Allah yang bertindak kepada umat-Nya. Karena kebutuhan utama yang penting adalah umat Israel siap meninggalkan Mesir. Setelah umat siap barulah Firaun mengijinkan Israel keluar dari Mesir, tetapi dipaksa oleh tulah demi tulah yang menyengsarakan Mesir. Di kemudian hari umat Israel akan menceritakan perbuatan Allah ini dari generasi ke generasi. Hukuman berat berupa tulah demi tulah yang menimpa Mesir adalah keadaan yang mampu merusak tatanan kehidupan bernegara, tetapi Firaun tetap mengeraskan hati. Hal ini sangat jelas memberikan informasi bahwa penduduk Mesir benar-benar menganggap Firaun itu sebagai titisan dewa membuat rakyat tunduk mutlak kepadanya. (MT)