Minggu 13 Februari 2022
“AKU ADALAH AKU”
Bacaan Sabda : Keluaran 3:13-22
Sabda Renungan : Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.” (Keluaran 3:14-15)
Pada kesempatan berdialog dengan Allah, Musa ingin menentukan nama yang akan diperkenalkan kepada umat, karena umat membutuhkan satu nama yang pasti bagi mereka saat menyerahkan dan memanggil nama Allah. Allah pun memberi nama-Nya “Aku adalah Aku” kepada umat-Nya. Dan dari “Aku adalah Aku” inilah muncul kata Ibrani untuk nama Allah Yahweh atau YHWH. Suatu kata Ibrani yang mengandung pengertian bukan pada kata atau sebutan melainkan pada tindakan karena sesungguhnya Allah ingin mengatakan kepada Musa “Aku ingin dikenal sebagai Allah yang hadir dan aktif”. Jadi Allah akan tetap Allah yang ingin dikenal bukan pada sebutan nama tetapi pada tindakan-Nya sebagai pencipta segala sesuatu yang tetap aktif memelihara ciptaan-Nya.
Dalam nama “Aku adalah Aku” yang kemudian disebut Yahweh (TUHAN) terkandung pengertian bahwa Dia adalah Allah pencipta segala sesuatu yang selalu hadir bagi umat-Nya setiap saat hari lepas hari. Dalam fakta kehadiran-Nya dia selalu mewujudkan kasih dan perhatian-Nya yang penuh kepada umat-Nya. Dalam pemahaman yang sederhana tanpa embel-embel penafsiran teologis “Aku adalah Aku” mengandung pengertian Allah tetap Allah yang tidak berubah walaupun dengan sebutan yang berbeda-beda karena Allah tidak dapat dipengaruhi apapun. Nama itu dinyatakan menjadi namanya untuk selama-lamanya. Nama bukan dalam pengertian sebutan tetapi dalam pemahaman tindakan dan keberadaan-Nya yang selalu ada dan hadir untuk umat-Nya. Dia adalah Allah untuk seluruh suku dan bangsa, sehingga masing-masing suku dan bangsa mempunyai nama sebutan untuk-Nya. Berbeda dalam sebutan tetapi sama dalam makna, tindakan dan keberadaan-Nya.
Penting untuk kita ketahui, ketika Yesus lahir nama-Nya disebut “Imanuel” artinya Allah menyertai (Matius 1:23). Dalam Yohanes 8:12 Yesus menyebut diri-Nya Terang Dunia dan di bagian lain Yesus menyatakan “Aku adalah jalan”, “Aku adalah kebenaran dan hidup”. Aku adalah roti hidup. Hal itu menyatakan bahwa “Aku adalah Aku” yang bertindak dan selalu hadir untuk menolong dan menyelamatkan. Dia adalah terang dunia karena tindakannya dan karya-Nya adalah untuk menghalau kegelapan.
Sejarah umat Israel adalah merupakan fakta bahwa Allah adalah Allah yang bertindak dan hadir untuk umat-Nya. Bangsa Israel diundang ke Mesir dan menetap di Gosyen, tetapi mereka diperbudak dan diperlakukan secara tidak adil. Fakta terakhir, Allah akan bertindak membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir dan membuat orang Mesir berbaik hati sehingga saat Israel meminta perak, emas dan pakaian maka orang Mesir akan dengan rela memberi secara melimpah kepada orang Israel. Hal itu adalah merupakan kewajaran karena Israel ratusan tahun diperbudak tanpa kejelasan upah. (MT)