Sabtu 12 Februari 2022
MENJADI SEORANG BERBUDI
Bacaan Sabda : Keluaran 3:1-12
Sabda Renungan : “Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” Tetapi Musa berkata kepada Allah: Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” (Keluaran 3:10-11)
Pendidikan di keluarga dan istana cukup berhasil membuat Musa menjadi seorang yang beriman dan berilmu tetapi belum cukup menjadi pelengkap bagi Musa untuk bekerja bagi Tuhan. Musa harus pula menyendiri bagi Allah meninggalkan kenyamanan hidup di istana. Musa harus menderita dan berjuang selama 40 tahun sebagai gembala sebelum siap menggembalakan umat Israel. Beriman dan berilmu sudah cukup bagus tetapi belum cukup. Musa harus dibentuk dulu selama 40 tahun di ladang yang luas sebelum terjun dalam ladang Tuhan yang sejati. Musa bukan saja beriman dan berilmu tetapi juga terbentuk menjadi pribadi yang berbudi. Setelah Musa sudah benar-benar terbentuk, Allah pun menampakkan api tanpa membakar dalam semak belukar, Allah memastikan bahwa Allah sendirilah yang mengutus Musa untuk memimpin Israel keluar dari Mesir dan membebaskan dari perbudakan. Allah memberi informasi yang lengkap mengenai alasan-Nya untuk mengeluarkan Israel dari perbudakan di Mesir. Sudah pasti tujuan utama-Nya adalah karena sudah hampir 400 tahun berada di Mesir.
Tetapi faktor lainnya adalah umat Israel sudah mulai sadar bahwa Mesir bukanlah negeri mereka yang sesungguhnya. Kemudian penderitaan menjadi bangsa yang diperbudak telah membuat Israel berseru kepada Allah dan Allah sudah mendengar seruan umat-Nya minta tolong. Tanggapan pertama Musa terhadap pengutusan Allah atas dirinya adalah keragu-raguan. Siapakah aku ini? Adalah kalimat yang dinyatakan Musa kepada Allah. Dalam kalimat itu jelas adalah wujud merasa ketidaklayakan Musa untuk menghadap Firaun. Sebagai langkah pertama meminta agar Firaun mengijinkan Israel keluar dari Mesir. Tetapi Allah meyakinkan Musa dengan janji akan menyertai Musa.
Musa sangat menyadari bahwa tugas memimpin Israel keluar dari Mesir bukanlah hal yang mudah:
- Kesulitan pertama dalam menghadapi Firaun untuk meminta ijin agar membiarkan Israel keluar dari Mesir. Hal ini sulit karena Musa telah mempunyai catatan hitam di istana Firaun karena pernah membunuh mandor Mesir.
- Kesulitan kedua adalah memimpin Israel yang mempunyai kebiasaan untuk memberontak sehingga sangat sulit untuk dipimpin. Tetapi Musa menjadi sangat yakin dan taat kepada Allah karena janji penyertaan-Nya.
Menjadi seorang beriman dan berilmu serta berbudi tentulah merupakan persyaratan seorang pemimpin untuk memimpin umat. Tetapi yang paling utama tentulah fakta penyertaan Allah dalam setiap mengambil dan menentukan kebijaksanaan dan keputusan dalam menuntun umat. (MT)