Jumat 11 Februari 2022
MENJADI SEORANG BERILMU
Bacaan Sabda : Keluaran 2:11-25
Sabda Renungan : “Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur.” (Keluaran 2:15)
Setelah Musa besar dia diserahkan kepada putri Firaun. Sebagai putra dari sang putri tentu saja Musa diperlakukan sebagai putra mahkota yang dididik dengan disiplin ilmu yang sangat mumpuni. Hal itu adalah wajib karena dipersiapkan menjadi seorang pemimpin. Tetapi perlakuan istimewa kepadanya tidak menutup kenyataan bahwa dia adalah umat Israel yang sudah terbentuk menjadi seorang beriman. Namun kehidupan sebagai orang beriman tak menghalanginya untuk menimba pengetahuan. Sebagai orang beriman tak menghalanginya untuk menimba pengetahuan sebanyak-banyaknya di istana Firaun sebagai satu bangsa termaju pada saat itu.
Pada saat Musa sudah dewasa dia keluar mendapatkan saudara-saudaranya. Kata keluar di sini memberi keterangan bahwa dia berada pada tempat khusus, di mana dia ditampung menjadi seorang yang berilmu. Musa keluar mengandung pengertian bahwa dia tidak mau terkungkung dalam lingkungan sempit yang nyaman, dia mau melihat fakta yang terjadi di luar. Didasari pemahaman yang sudah ditanamkan orangtuanya bahwa dia adalah bagian dari bangsa Israel yang diperbudak oleh bangsa Mesir, dia ingin tahu apa yang terjadi diluar. Betapa terkejutnya dia menyaksikan keadaan bangsa Israel yang diperbudak oleh bangsa Mesir secara kejam.
Musa pun diperhadapkan pada 2 pilihan yang menuntutnya mengambil keputusan untuk menentukan pilihan:
- Pilihan pertama adalah tetap tinggal di istana karena memilih menjadi warga negara Mesir.
- Sedangkan pilihan kedua adalah menghisabkan diri menjadi warga Israel dan hidup sebagai budak.
Pilihan Musa adalah menjadi warga negara Israel yang walaupun berstatus budak. Musa bersedia memihak kepada umat Allah. Dia mewujudkan pilihannya membela orang Israel yang sedang tertindas adalah menunjukkan imannya kepada Allah. Dalam hal ini Musa secara tegas menolak kehidupan berdosa dan memilih kehidupan benar walaupun resikonya menderita. Tetapi Musa berbuat kesalahan karena membunuh orang Mesir dalam rangka membela orang Israel yang diperlakukan secara tidak adil.
Selanjutnya Musa menasehati orang Israel yang bertikai sesama mereka. Ternyata sikap baiknya tak disambut baik malah melaporkan Musa telah membunuh mandor Mesir. Hal itu membuat Musa segera meninggalkan Mesir dan melarikan diri ke Midian. Musa belum siap memimpin Isarel karena beriman dan berilmu saja belum cukup. Karakter Musa harus dibentuk lagi agar menjadi orang yang berbudi. Musa tinggal di Midian selama 40 tahun. Berada di Midian dalam waktu yang cukup lama adalah merupakan agenda Allah untuk mempersiapkan Musa untuk suatu tugas penting. Allah melakukan pekerjaan penting dalam kehidupannya untuk suatu tugas besar yang dipersiapkan Allah baginya. (MT)