Kamis 10 Februari 2022
MENJADI SEORANG BERIMAN
Bacaan Sabda : Keluaran 2:1-10
Sabda Renungan : “Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: “Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: “Karena aku telah menariknya dari air.” (Keluaran 2:9-10)
Kebijaksanaan raja Mesir membuat satu keluarga keturunan Lewi menyembunyikan anak mereka yang baru lahir selama 3 bulan. Tetapi sebelum orang Mesir menangkap dan membuangnya ke sungai Nil mereka melakukan tindakan untuk melindungi anak mereka. Mereka menaruh anak pada sebuah peti pandan dan menghanyutkannya ke sungai Nil. Tentu saja mereka berdoa memohon perlindungan Tuhan atas anak yang sangat mereka sayangi, Kakak perempuan bayi yang malang itu menyaksikan adiknya terhanyut pelan dibawa arus tenang sungai Nil. Sang kakak gembira menyaksikan adiknya diselamatkan putri Firaun dari sungai. Dia lebih gembira lagi saat putri mencari inang pengasuh bagi adiknya. Kakak bayi itu pun menyarankan agak anak itu diasuh oleh ibunya sendiri tanpa sepengetahuan putri Firaun. Terjadilah hal tak terduga yaitu putri mengupah ibu bayi itu mengasuh dan membesarkan anaknya yang pada saatnya harus diserahkan menjadi anak angkat putri Firaun. Kesempatan sangat berharga itu dimanfaatkan ibunya mengajar dan membentuk anaknya menjadi seorang yang beriman.
Sangat jelas adanya campur tangan Allah dalam kisah hidup sang bayi yang diberi nama “Musa” ini. Musa adalah merupakan korban kekejaman Firaun tetapi Allah mengaturnya agar menjadi seorang cucu Firaun dan dibentuk menjadi seorang putra mahkota. Cara Allah sangat tepat mengatur agar seorang yang dipersiapkannya untuk memimpin umat-Nya haruslah seorang yang beriman, sehingga haruslah dibesarkan dalam keluarganya yang adalah keluarga yang beriman. Ayah dan ibu Musa, Amram dan Yokebed tidak mengetahui kalau Musa akan menjadi pemimpin Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Mereka hanya melakukan peranan mereka sebagai orangtua membawa anak kepada Allah agar terbentuk mejadi umat beriman yang takut kepada Allah. Mereka juga tak pernah tahu kalau Allah mempunyai agenda khusus untuk anak yang mereka sayangi. Mereka hanya mempersiapkan anak mereka untuk siap mengarungi perjalanan panjang menembus kekejaman Mesir.
Salah satu yang utama adalah hidup sebagai orang beriman yang takut kepada Allah. Dalam rencana Allah seorang yang akan dipakai untuk hal yang sangat penting haruslah dipersiapkan dengan baik. Dalam banyak hal pelayanan Musa melambangkan pelayanan Yesus. Salah satunya adalah adanya usaha untuk membunuh Musa dan Yesus pada saat masih bayi. Bila Musa dipakai Allah membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir maka Allah mengutus Yesus untuk membebaskan umat manusia dari perbudakan dosa. (MT)