Selasa 08 Februari 2022
SIAP MENGAMPUNI
Bacaan Sabda : Kejadian 50:19-2
Sabda Renungan :”Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”. (Kejadian 50:19-20)
Wibawa orangtua mempersatukan keturunanya sudah sangat terbukti. Rasa hormat kepada orangtua betul-betul mampu mempersatukan anak-anaknya. Fakta keberadaan orangtua betul-betul mampu mempersatukan sudah jelas melalui sikap saudara-saudara Yusuf. Selama Yakub hidup, mereka tetap bersatu dan saling menghormati karena Yakub terus menjaga wibawanya, anak-anak pun membangun karakter sebagai anak yang taat Firman menghormati orangtua. Setelah yakub sang orangtua terhormat meninggal kakak-kakak Yusuf mencurigainya akan balas dendam karena kejahatan yang mereka lakukan kepada Yusuf. Mereka pun berinisiatif memohon belas kasihan Yusuf untuk tidak menghukum mereka. Suatu sikap yang menurut Yusuf tidak perlu karena Yusuf sudah mengampuni kakak-kakaknya. Tetapi kakak-kakaknya datang sujud menyembah Yusuf karena menurut mereka kesalahan mereka adalah kesalahan yang tak termaafkan. Mungkin inilah arti mimpi Yusuf yang diceritakannya dengan kepolosan hati masa menjelang ke remajaannya. Kakak-kakaknya harus mengetahui ketulusan hati Yusuf menceritakan mimpinya apa adanya tanpa perlu mendramatisir apa yang dialaminya. Yusuf menolak sikap kakak-kakaknya karena dia bukan Allah dia hanyalah seorang adik buat kakak-kakaknya.
Kedudukan tinggi di Mesir tak mengubah karakter Yusuf, dia tetap memposisikan dirinya secara benar dan tepat. Yusuf mengakui campur tangan Allah dalam semua peristiwa yang menerpa hidupnya. Dia tidak menutup mata atas kejahatan kakak-kakaknya tetapi dia terfokus melihat campur tangan Allah atas perjalanan hidupnya. Kejahatan kakak-kakaknya adalah kejahatan yang harus diampuni. Allah justru memakai kejahatan kakak-kakaknya untuk mengarahkan Yusuf menjadi tokoh penting membawa Israel menetap di Mesir sebagai penggenapan janji Allah. Tetapi bukanlah Allah penyebab kejahatan, hanya saja Allah sanggup memakainya untuk kebaikan umat yang dikenan-Nya seperti Yusuf. Kitab Kejadian diakhiri dengan kematian Yusuf yang menyatakan bahwa Mesir bukanlah negeri perjanjian Allah kepada Israel. Itulah sebabnya Yusuf meminta tulang-tulangnya dibawa ke tanah yang dijanjikan Allah. Hampir 400 tahun kemudian bangsa Israel membawa tulang-tulang Yusuf ke negeri perjanjian. Pesan dari kisah ini kepada orang percaya adalah masa depan sejati orang percaya kepada Yesus bukanlah di dunia ini, tetapi di surga yang kekal. Di suatu tempat yang disediakan Allah untuk menikmati kehadiran Allah senantiasa dan selamanya, suatu pertemuan pertama abadi dan sempurna dengan Kristus sebagai Raja. (MT)