Senin 07 Februari 2022
PENGHORMATAN TERAKHIR
Bacaan Sabda : Kejadian 50:1-14
Sabda Renungan : “Lalu Yusuf merebahkan dirinya mendekap muka ayahnya serta menangisi dan mencium dia. Dan Yusuf memerintahkan kepada tabib-tabib, yaitu hamba-hambanya, untuk merempah-rempahi mayat ayahnya; maka tabib-tabib itu merempah-rempahi mayat Israel”. (Kejadian 50:1-2)
Yakub meninggal setelah menyampaikan pesan-pesan dan berkat terakhir kepada keturunannya. Yusuf memberi penghormatan yang layak kepada sang ayah yang dihormati dan dikasihinya. Sikap Yusuf sebagai tanggapan kepada kematian orang yang dikasihinya dapat juga dijadikan sebagai teladan tentunya dalam pemahaman rasa hormat bukan pada cara. Yusuf berduka yang dinyatakan melalui kesedihan dan menangis secara tulus. Jelas dalam hal ini Yusuf mengukur kesedihannya agar tetap fokus dalam mengurus semua tradisi hingga dimakamkan ayahnya. Tradisi merempahi mayat ayahnya Yusuf memakai jasa para tabib.
Selama 40 hari, artinya Yusuf memakai tradisi secara maksimal untuk penghormatan kepada Mesir. Hal ini tentu saja berdasarkan status dan kemampuan Yusuf sebagai orang ternama dan paling berjasa di Mesir. Perkabungan selama 70 hari bukan saja dijalani Yusuf dan saudara-saudaranya tetapi juga oleh orang-orang Mesir. Yusuf tak mampu menutupi kesedihannya, dia kesedihan berbulan-bulan atas kepergian orang-orang dekat yang terkasih. Semua ritual pemakaman ayahnya dipersiapkan Yusuf dengan baik, benar dan dengan cara yang layak dan terhormat. Permintaan Yakub semasih hidup agar dimakamkan di negeri Kanaan dilaksanakan Yusuf dengan baik. Permintaan-permintaan orang mati semasih hidup kepada anak-anaknya, perlu juga ditanggapi bila logis dan tidak menyimpang dari kebenaran. Tetapi bisa juga tak ditaati bila menyimpang dari kebenaran dan bila tak punya kemampuan finansial untuk mewujudkannya.
Perlu juga dipahami bahwa sikap Yusuf dalam menanggapi kematian ayahnya adalah merupakan usaha untuk mengarahkan umat pilihan Allah tetap fokus kepada janji-janji Allah. Yusuf mewujudkan imannya kepada janji-janji Allah dengan menguburkan ayahnya ke negeri Perjanjian Kanaan. Acara dan ritual pemakaman biasanya disesuaikan dengan kearifan lokal, tetapi ada baiknya berada dalam pencerahan kebenaran firman Tuhan. Tak perlu menjadi anti kepada adat istiadat dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. Bila itu dilakukan bisa justru menutup kesempatan untuk memberitakan kebenaran dalam rangka mengadakan pencerahan. Lagi pula tidak semua adat istiadat buruk dan menyimpang dari kebenaran. Justru kita harus mengadakan pendekatan tanpa harus terdampak dalam rangka memberi dampak agar hal buruk bisa dirombak. (MT)