Minggu 06 Februari 2022
MENGHARGAI TRADISI
Bacaan Sabda : Kejadian 48-49
Sabda Renungan : “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.” (Kejadian 49:10)
Pada masa tua dan menjelang ajalnya, Yakub memberkati anak-anaknya. Walaupun terkesan Yakub mengucapkan kata-kata terakhir untuk memberkati anak-anaknya berhubungan dengan karakter anak-anaknya tetapi dia adalah orangtua yang berusaha melupakan kesalahan anak-anaknya. Tetapi perlu juga dipahami bahwa Yakub menyatakan kata-kata terakhir untuk anak-anaknya tidak boleh dipisahkan dari pimpinan Allah. Dalam memberkati anak-anaknya Yakub dipimpin Allah untuk merombak tradisi yang sudah cukup mengakar dalam kehidupan Abraham dan keturunannya. Yakub bukan hanya memberkati Yusuf tetapi juga kedua anaknya Manasye dan Efraim. Suatu hal yang baru, tentu dengan alasan kedekatannya dengan Yusuf yang sempat dianggap sudah mati. Dalam hal ini Yakub tentu mempertimbangkan jasa Yusuf yang dipakai Allah menyelamatkan keluarganya dan membawa mereka menetap di Mesir. Ada lagi hal penting yaitu Yakub memberkati Efraim sebagai penerima berkat sulung, bukan Manasye kakaknya. Suatu sikap merombak tradisi telah terjadi sejak dini sebagai jaminan bagi umat beriman tidak terlalu terikat pada tradisi. Kemudian Yakub memberi warisan 2 kali lipat kepada Yusuf yang biasanya diberikan kepada anak sulung. Tetapi Yakub tetap memberi penghormatan kepada Ruben anak sulungnya.
Merombak tradisi tetap harus mempertimbangkan tata kesopanan. Berkat khusus juga diberikan kepada Yehuda layaknya sebagai anak sulung dan memperoleh berkat yang diberikan Allah kepada Abraham. Dalam Kejadian 38 sangat jelas memberi informasi tentang karakter buruk Yehuda sehingga berbuat zinah dengan menantunya Tamar yang berhasil memperdaya Yehuda. Tetapi dalam perkembangan berikutnya dia menunjukkan perubahan karakter. Yehudalah yang mencegah pembunuhan adiknya Yusuf walauppun tak berhasil mencegah saudara-saudaranya untuk menjual Yusuf. Kemudian Yehudalah yang mau menjadi jaminan untuk menyelamatkan Benyamin saat Yusuf menguji mereka.
Dalam mengucapkan kata-kata terakhir untuk memberkati anak-anaknya, Yakub menunjukkan dirinya sebagai bapa yang baik dengan mengenal karakter anak-anaknya secara detail. Yakub meninggalkan anak-anaknya dengan keteladanan yang baik. Keteladanan taat dan tunduk kepada Allah juga menyaksikan bahwa Allah sendirilah yang bertindak mengembalakannya. Yakub berhasil juga memberikan tongkat estafet hidup beriman kepada anak-anaknya. (MT)