Rabu 02 Februari 2022
CAMPUR TANGAN ALLAH
Bacaan Sabda : Kejadian 40-41
Sabda Renungan : “Lalu ia bertanya kepada pegawai-pegawai istana Firaun yang ditahan bersama-sama dengan dia dalam rumah tuannya itu: Mengapakah hari ini mukamu semuram itu? Jawab mereka kepadanya: “Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat mengartikannya. Lalu kata Yusuf kepada mereka: Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku.” (Kejadian 40:7-8)
Penderitaan Yusuf berawal dari kepolosan hatinya menceritakan 2 kali mimpinya di hadapan keluarganya. Yusuf tak mengerti arti mimpinya itu tetapi kakak-kakaknya rupanya mengartikannya sehingga menuduh Yusuf sebaga orang sombong. Perlakuan Yakub yang istimewa kepada Yusuf sudah membuat kakak-kakaknya iri hati ditambah lagi dengan rasa tersinggung karena mengartikan sendiri mimpi Yusuf. Bila ditelusuri perjalanan hidup Yusuf, boleh juga dinyatakan bahwa mimpi itu ambil andil sehingga Yusuf dipenjarakan karena fitnah keji istri Potifar. Walapun Yusuf dipenjarakan, dia tetap mempertahankan imannya kepada Allah. Yusuf dipenjara sebagai korban ketidakadilan selama kurang lebih 2 tahun. Tetapi di penjara Yusuf bukan lagi bermimpi melainkan mengartikan mimpi pejabat anggur dan mimpi pejabat roti raja Mesir yang dipenjarakan dalam penjara yang sama dengan Yusuf. Akurasi dalam mengartikan mimpi itu cukup menarik, karena tepat dan terlaksana. Dua(2) pejabat itu sama-sama dikeluarkan dari penjara, tetapi pejabat anggur keluar dan pergi menuju istana sedangkan pejabat roti keluar pergi menuju tiang gantungan.
Selanjutnya Yusuf pun mengartikan mimpi raja Mesir yang sangat berhubungan dengan masa depan dan kesejahteraan bangsa Mesir. Yusuf selalu menyatakan bahwa Allahlah yang mengetahui arti mimpi-mimpi yang diartikannya. Jadi Yusuf tetap menetapkan diri pada posisi yang benar. Dia hanyalah hamba yang dipakai Allah untuk menjelaskan dan mewartakan kehendak-Nya. Mimpi raja Firaun adalah merupakan pernyataan Allah, yang merupakan penyataan yang mengungkapkan janji Allah kepada Abraham dan Yakub bahwa Israel akan menjadi bangsa di Mesir selama 400 tahun. Mimpi raja Firaun dapat juga disimpulkan sebagai awal pengangkatan Yusuf menjadi orang kedua di Mesir.
Kisah yang sangat penting dalam hidup Yusuf ini membuktikan bahwa Allah dapat menggunakan keadaan yang buruk untuk mendatangkan kebaikan kepada orang yang mengasihi-Nya (Roma 8:28). Tetapi perlu juga kehati-hatian dalam hal ini, jangan sampai terkesan bahwa Allah lah yang menyebabkan segala sesuatu terjadi. Allah sedang bekerja melalui kehidupan Firaun dan Yusuf untuk menjelaskan masa depan bangsa-bangsa dan menyediakan tempat bagi umat pilihan-Nya. Allah bukanlah penyebab segala sesuatu, tetapi semua bangsa tunduk pada campur tangan-Nya dan penguasaan-Nya baik secara langsung maupun secara tidak langsung. (MT)