Selasa 01 Februari 2022
KEKUDUSAN KEPERCAYAAN
Bacaan Sabda : Kejadian 39:1-23
Sabda Renungan : “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya” (Kejadian 39:2-3)
Ada kalimat bijak yang menyatakan bahwa emas akan tetap logam mulia yang berharga sekalipun ditaruh dalam kubangan. Kalimat bijak ini sangat tepat diarahkan kepada Yusuf. Kualitas hidup yang melekat pada diri Yusuf adalah merupakan fakta dari kedekatannya kepada Allah. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan menyertai Yusuf bukan berarti Yusuf pasif karena Tuhanlah yang aktif menyertai Yusuf. Bila kita mencoba mendalami sikap Yusuf dalam menjalani kehidupan imannya, sudah pasti kita berkesimpulan bahwa sesungguhnya Yusuf sangat aktif meresponi penyertaan Allah kepadanya. Yusuf sangat aktif membangun hubungan dan kedekatannya kepada Allah. Yusuf sangat bertanggungjawab sebagai sosok yang disertai oleh Allah melalui sikapnya yang tegas menentang dan menolak hidup berdosa. Yusuf menjadi kepercayaan Potifar tuannya karena Potifar mengenal Yusuf sebagai pribadi yang berbeda dari semua anak muda yang hidup pada zamannya. Walaupun Potifar bukan penyembah Allah Abraham, Ishak dan Yakub, dia berpendapat bahwa Allah lah yang menyertai Yusuf sehingga apapun yang dikerjakannya berhasil.
Yusuf berpredikat budak belian, tetapi dia tidak bermental budak karena dia lebih tepat disebut seorang budak yang bermental tuan. Bila ditelusuri kehidupan Yusuf ini, betul-betul dia sangat berbeda dari kakak-kakaknya. Jadi sangat jelas rencana Allah atas dirinya yang dipersiapkan Allah menjadi tokoh iman yang membawa keluarganya (Israel) untuk tinggal dan menetap di Mesir selama 400 tahun. Allah bertindak mengadakan pemisahan Yusuf dari kakak-kakaknya yang pada waktu yang ditentukan Allah akan menjadi penolong bagi keluarganya dari bencana kelaparan. Tidak mudah bagi Yusuf mengalami pembentukan Allah atas dirinya di Mesir. Salah satu pembentukan Allah atas Yusuf adalah ujian memurnikan pribadinya dari godaan dosa seksual yang digencarkan oleh istri potifar. Yusuf berhasil menjaga kekudusan walaupun dengan resiko dipenjarakan atas kesalahan yang tidak dilakukan. Penjara yang berpotensi mematikan Yusuf ternyata menjadi pemberi kesempatan untuk membuktikan penyertaan Allah kepada Yusuf. Dari penjara Yusuf diarak menjadi orang penting di istana Firaun adalah merupakan hal yang mustahil. Karena ada 2 hal yang melekat dalam diri Yusuf yaitu sebagai seorang budak dan juga sebagai warga negara asing bagi Mesir. Tetapi kalau Allah yang membuka pintu tak ada kuasa yang mampu menutupnya, karena bagi Allah tak ada yang mustahil. (MT)