Minggu 30 Januari 2022
KESETIAAN SI MUDA YANG VISIONER
Bacaan Sabda : Kejadian 37:1-36
Sabda Renungan : “Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: “Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?”
Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.” (Kejadian 37:10-11)
Tuhan telah menyatakan kepada Abraham bahwa keturunannya akan berada di negeri asing selama 40 tahun (Kejadian 15:13). Mungkin saja Abraham menerima firman Tuhan itu sebagai kata-kata saja tanpa pernah berpikir bila hal itu adalah merupakan fakta sejarah yang akan terjadi ke depan. Allah sangat sering menyatakan peristiwa-peristiwa sejarah penting yang terjadi jauh ke masa depan dan semua menjadi kenyataan. Dalam hal ini Allah bukanlah bermaksud memamerkan atribut ke Mahatahuan-Nya tetapi memberi dasar yang kuat kepada umat-Nya bahwa firman-Nya pasti akan terlaksana. Allah bukan pula meramal dan berspekulasi tetapi menyatakan fakta yang akan terjadi jauh ke depan.
Kisah Yusuf adalah fakta yang mulai mengungkapkan bagaimana keturunan Yakub (Isarel) akan menjadi satu bangsa di Mesir. Ketokohan Yusuf ini menjadi sangat penting karena memberi pelajaran penting mengenai kesetiaan seorang beriman yang masih muda belia yang sangat lugu menceritakan mimpinya. Saat menceritakan dua mimpinya, dia menunjukkan ketidak dewasaannya saat menceritakan mimpinya di hadapan kakak-kakaknya. Dia tidak peka terhadap pesan Allah melalui mimpinya dan tidak memikirkan reaksi kakak-kakaknya yang sudah merasa iri atas perlakuan istimewa ayah mereka kepada Yusuf. Sikap kakak-kakak Yusuf kepada mimpi yang menilai visi jauh ke depan justru menuduh Yusuf si pemimpi yang sombong. Tetapi berbeda dengan Yakub yang walaupun mengkritik Yusuf dia menyimpan hal itu ke dalam hatinya. Sikap kakak-kakak Yusuf mencerminkan hati mereka yang tidak peka kepada rencana Allah. Yusuf menceritakan mimpinya tanpa ragu adalah salah satu pembuktian bahwa dia adalah seorang yang visioner, itulah sebabnya mimpinya menjadi kenyataan setelah melalui pengalaman-pengalaman berguna yang membentuk dirinya siap menjadi seorang tokoh penting sebagai pembuat sejarah. Dialah yang dipakai Allah menggenapi nubuat bahwa Israel akan menjadi satu bangsa di Mesir, walaupun menjadi budak atau pekerja paksa bangsa Mesir.
Kisah yang terjadi menjelang berakhirnya kitab Kejadian merupakan persiapan sangat tepat untuk Keluaran. Yusuf yang setia kepada Allah hanyalah menjalani kehidupan secara benar. Yusuf tidak bercita-cita menjadi orang besar karena fokus hidupnya adalah hidup benar di hadapan Allah. Kemudian yang terjadi adalah Allah mengatur dan meluruskan jalan hidupnya. Yusuf tidak bercita-cita menjadi orang terkenal, karena yang dia harapkan adalah mendekat kepada Allah yang layak dikenal. (MT)