Rabu 26 Januari 2022
RUMAH TANGGA YAKUB
Bacaan Sabda : Kejadian 29-31
Sabda Renungan : “Berikanlah isteri-isteriku dan anak-anakku, yang menjadi upahku selama aku bekerja padamu, supaya aku pulang, sebab engkau tahu, betapa keras aku bekerja padamu.” Tetapi Laban berkata kepadanya: “Sekiranya aku mendapat kasihmu! Telah nyata kepadaku, bahwa TUHAN memberkati aku karena engkau.” (Kejadian 30:26-27)
Pernikahan Yakub memperistri dua perempuan kakak beradik adalah merupakan hal yang bertentangan dengan aturan yang ditentukan Allah yang hanya mengijinkan monogami, satu orang istri untuk seorang suami. Jadi sangat jelas bahwa banyak hal baik dan benar yang perlu diteladani dari Yakub tetapi bukanlah hal kehidupan rumah tangganya. Yakub menjadi keluarga besar dengan 12 anak laki-laki dan seorang anak perempuan dari dua orang istri dan dua orang hamba yang diperistri berdasarkan pemberian Lea dan Rahel. Rahel memberi hambanya Bilga dan Lea memberi hambanya Zilpa. Pada zaman itu hal memberi hamba kepada suami adalah hal yang lumrah tetapi anak hamba itu dianggap adalah anak nyonyanya. Tentu bukanlah sesuatu yang dianggap sebagai pelanggaran moral oleh masyarakat tetapi tetaplah merupakan pelanggaran terhadap firman Allah. Hal ini bila diterapkan sekarang tentu adalah sesuatu hal yang buruk, dan bila dilakukan pengikut Kristus akan merusak kesaksian Kristen di tengah masyarakat, kehidupan rumah tangga Yakub tak boleh dijadikan menjadi alasan melakukan poligami, karena sesungguhnya Yakub tak pernah menginginkannya.
Sesunguhnya Yakub hanya mengasihi Rahel seorang. Tetapi dia ditipu oleh mertuanya Laban. Mungkin saja hal ini merupakan resiko akibat dosanya yang menipu ayahnya Ishak. Berulangkali dia ditipu oleh mertuanya menyadarkannya akan kesalahannya melakukan tindakan menipu. Jadi semua kesulitan demi kesulitan yang menimpa dirinya dan keluarganya bukanlah bencana tanpa sebab. Semua terjadi berhubungan dengan kesalahan demi kesalahan yang dia lakukan. Itulah sebabnya Yakub tak pernah menyalahkan pihak lain sebagai penyebab kesulitan yang mendera keluarganya. Yakub hanya berusaha memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Sama seperti Abraham dan Ishak kakek dan ayahnya yang gagal mengemban tanggungjawab untuk menyandang janji Allah, Yakub pun gagal juga. Tetapi Allah tidak pernah gagal. Mereka melakukan kesalahan demi kesalahan karena mereka adalah manusia berdosa yang dalam kelemahan dan keterbatasannya dapat melakukan kesalahan. Hal benar yang baik yang dapat mereka lakukan adalah mereka tak mau terus hidup dalam kesalahan itu. Mereka mengakui kesalahan dan siap menanggung akibat kesalahan yang mereka buat. Penyertaan Allah tetap nyata dalam hidup Yakub. Laban mertuanya mengakui karena Yakub, Laban diberkati Tuhan. Penyertaan Allah pulalah yang membuat janji Allah tetap terlaksana melalui kehidupannya dan keturunannya. (MT)