Sabtu 22 Januari 2022
KEMATIAN ABRAHAM
Bacaan Sabda : Kejadian 25:1-34
Sabda Renungan : “Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak, tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka — masih pada waktu ia hidup — meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.” (Kejadian 25:5-6)
Anak Abraham dari Sara hanyalah Ishak, tetapi anak dari Hagar dan Ketura ada 7 orang dan cucu yang banyak. Tetapi hartanya diwariskan kepada Ishak sedangkan kepada anak-anaknya dari gundiknya (Hagar dan Ketura) hanya diberi pemberian lalu menyuruh mereka meninggalkan Ishak. Anak-anak itu tak mengadakan perlawanan karena mereka menyadari bahwa mereka tidak berhak mendapat warisan dari Abraham. Mereka hanyalah anak gundik. Kemungkinan pemberian Abraham juga cukup besar karena Abraham sudah seorang yang sangat kaya raya. Tetapi ini juga adalah merupakan tindakan Abraham yang terakhir untuk memastikan bahwa perjanjian Allah diberikannya kepada Ishak. Karena perjanjian Allah hanyalah kepada Ishak maka dia harus dipisahkan dari saudara-saudaranya. Abraham mengetahui bahwa anak-anaknya selain Ishak sangat dipengaruhi ibu mereka yang terus melanjutkan kebiasaan menyembah berhala. Jadi dia secara tegas mengadakan pemisahan itu agar Ishak dan keturunannya tetap menjadi umat yang kudus dalam pengertian dikhususkan menjadi milik Allah atau alat di tangan Allah untuk menyatakan dan memuliakan Allah sebagai pencipta segala sesuatu, satu-satunya yang layak disembah.
Sikap Abraham ini mungkin kelihatan tidak adil. Tetapi bagi anak-anaknya adil karena pemberian Abraham mereka terima sebagai warisan yang sangat memadai untuk memulai usaha pertanian dan peternakan yang baru ditempat yang mereka tuju. Sikap Abraham untuk mengkhususkan Ishak adalah merupakan kesungguhannya untuk menjaga kelangsungan janji Allah. Dia bukan hanya melihat dari faktor kelahiran Ishak tetapi dia juga melihat dari faktor pengabdian Ishak kepada Allah yang berbeda dari saudara-saudaranya. Setelah semuanya telah dipersiapkan, Abraham meninggal pada usia 175 tahun, berarti cucunya Esau dan Yakub sudah cukup dewasa dan barang kali anak-anak Esau dan Yakub sudah mulai beranjak dewasa.
Dari perjalanan hidup Abraham memberi penjelasan bahwa Allah betul-betul menuntun dan mengarahkan jalan hidup seorang seumur hidupnya terus menerus beriman dan berserah kepada Allah. Abraham pasti menyaksikan anaknya Ishak harus menunggu selama 20 tahun kelahiran anaknya Esau dan Yakub. Kelahiran penerus janji Allah itu harus juga disertai dengan ketekunan berdoa, kesetiaan menunggu dan kesetiaan beriman. Kelahiran anak kembar tentu membahagiakan, tetapi bagi Ishak menjadi masalah untuk menentukan penyandang janji Allah dari antara keduanya. Dalam hal ini Allah tetap berinisiatif menuntun agar jatuh kepada orang yang tepat. (MT)