Kamis 20 Januari 2022
ALLAH MENGUJI ABRAHAM
Bacaan Sabda : Kejadian 22-23
Sabda Renungan : Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.” Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”
(Kejadian 22:1-2)
Allah mencoba atau menguji Abraham bukanlah untuk mengetahui level iman dan kesetiaan Abraham kepada Allah. Karena sudah pasti Allah mengetahui perjalanan iman Abraham jauh ke depan karena Allah adalah Allah yang Mahatahu. Tujuan Allah menguji adalah untuk meningkatkan iman dan kesetiaan Abraham, karena hanya dengan mentaati Allahlah iman Abraham semakin naik level. Hal yang sama berlaku buat semua umat beriman. Bila Allah mengijinkan umat-Nya adalah untuk menaikkan level kehidupan dan iman umat-Nya. Allah menguji iman Abraham dengan perintah melakukan sesuatu yang tentu dimilikinya dan satu-satunya syarat agar janji Allah tergenapi. Dan mampersembahkan anak kepada berhala adalah kebiasaan bangsa penyembah berhala yang sangat ditentang oleh Allah. Dalam ujian, Abraham mentaati Allah dengan membuktikan dia lebih mengasihi Allah daripada anak yang sangat dikasihinya.
Kehadiran Ishak tidak mengambil alih kasih kepada Allah. Sudah pasti Allah tidak menghendaki kematian jasmaniah Isak, hanya saja Allah ingin mengingkatkan kesungguhan Abraham berkominten untuk semakin mentaati Allah. Allah juga memperkenalkan Ishak yang sesungguhnya kepada Abraham sebagai seorang yang layak menyandang anak yang dijanjikan. Abraham semakin mengetahui yang disebut keturunannya adalah garis keturunan Ishak bukan Ismael. Secara fakta Ismael adalah anak Abraham yang sah tetapi secara iman dari konsep perjanjian anak Abraham adalah Ishak. Abraham mengenal anaknya Ishak sebagai seorang yang layak menyandang anak perjanjian sangat jelas Ishak merelakan dirinya dipersembahkan kepada Allah hingga menerima fakta kematian sekalipun. Tetapi Allah sendirilah yang berinisiatif menyelamatkan Ishak dari kematian. Allah(Yehovah Jireh) telah menyediakan domba untuk dikorbankan. Abraham dan anaknya Ishak bersama mempersembahkan korban bakaran kepada Allah.
Saat umat-Nya diuji hendaklah menerimanya sebagai kehormatan. Allah sangat layak dipercaya untuk menghadirkan dan menyediakan semua yang diperlukan umat-Nya dalam membangun hubugan dengan diri-Nya. Setelah iman teruji Allah meneguhkan, menguatkan dan menegakkan janji-janji-Nya kepada umat-Nya. Ketaatan Abraham membuat janji-janji Allah berlanjut dan Allah sendirilah yang terus berinisiatif melanjutkan perjanjian-Nya. (MT)