Rabu 19 Januari 2022
ANAK YANG DIJANJIKAN
Bacaan Sabda : Kejadian 21:1-34
Sabda Renungan : “Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu.” (Kejadian 21:12-13)
Pada saat yang ditentukan sesuai dengan waktu Tuhan lahirlah anak yang dijanjikan Allah tepat pada saat Abraham berusia 100 tahun dan Sara 90 tahun. Faktor mujizat sangat nyata pada kelahiran Ishak sehingga dia diberi nama yang berarti ketawa. Sara menyatakan Allah telah membuat aku tertawa, sehingga setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku. Dalam hal ini tertawa bukan berarti memandang rendah melainkan suatu wujud kekaguman karena faktor di luar nalar memandang kelahirannya. 25 tahun penantian adalah waktu yang panjang, dan semakin panjang waktu menanti semakin pupusnya harapan karena Sara semakin tua dan harapan mengandung semakin mustahil. Tetapi kelahiran Ishak semakin membuktikan “Tak ada yang mustahil bagi Allah”.
Saat Ishak lahir Ismael sudah seorang remaja. Jadi sangat mungkin Abraham menjadikannya menjadi pewaris karena dia adalah anak sulung. Itulah sebabnya Allah bertindak untuk memisahkannya. Diawali dengan sikap istrinya Sara yang menyuruh Abraham mengusir Hagar dan Ismael dari rumah. Hal itu sangat menyebalkan dan juga membingungkan Abraham. Mungkin saja Abraham juga dilanda dilema untuk menentukan ahli waris dan juga penyandang anak perjanjian antara Ismael atau Ishak. Berdasarkan tradisi sebaiknya dia memilih Ismael sebagai anak sulung, tetapi berdasarkan firman Allah yang diterima dia harus memilih Ishak.
Jadi Abraham harus menentukan antara tradisi atau Firman. Allah sendirilah yang bertindak agar rencana-Nya yang terlaksana. Dialah yang memakai Sara agar meminta Hagar dan Ismael diusir. Saat Abraham merasa marah dan bingung. Allah justru membenarkan sikap Sara yang secara logika tidak manusiawi. Allah tahu yang terbaik adalah Hagar dan Ismael harus pergi meninggalkan Abraham, untuk membantu Abraham mengetahui Ishaklah ahli warisnya dan penyandang janji Allah kepadanya. Bukan berarti Allah menelantarkan Hagar dan Ismael, karena Allah punya rencana juga buat mereka. Bila boleh berpendapat bahwa Ishak adalah penyandang janji Allah kepada Abraham sedangkan Ismael menjadi penyandang tradisi atau adat yang kental dalam kehidupan Abraham. Sejak saat itu ke depan sangat jelas selalu terjadi benturan antara tradisi dengan Firman. Dalam hal ini Allah tetap menjaga kelangsungan keturunan Abraham dari garis keturunan Ismael sebagai bagian dari janji Allah kepada Abraham menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Pertikaian keturunan Ismael dan Ishak terus berkelanjutan sebagai dampak negatif dari poligami. Pertikaian itu dipertajam oleh perbedaan antara tradisi dengan Firman yang selalu berusaha saling mendominasi. Tetapi Allah berinisiatif untuk menjaga janji-Nya dan memang segala sesuatu dan sejarah adalah tetap pada kendali-Nya. (MT)