Minggu 16 Januari 2022
ALLAH MEMPERBAHARUI JANJI-NYA
Bacaan Sabda : Kejadian 15-18:15
Sabda Renungan : “Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” (Kejadian 15:5-6)
Sangat beralasan bila Abram khawatir bahwa tidak akan mempunyai keturunan. Selain usia sudah semakin lanjut istrinya Sarai pun sudah tidak mungkin lagi mengandung seorang anak bila ditinjau dari segi ilmu kedokteran. Didasari rasa khawatir itu Abram mulai berpikir melakukan suatu tindakan agar janji Tuhan tergenapi. Abram pun berdoa seakan mohon restu Tuhan agar diijinkan mengadopsi hambanya bernama Eliezer menjadi anak dan ahli warisnya. Abraham sangat mengasihi Eliezer dan memperlakukannya sebagai anak. Eliezer juga sudah bertumbuh menjadi seorang beriman seperti tuannya. Allah tidak marah kepada Abram melainkan menolak permintaan Abram dan segera memperbaharui janji-Nya. Keturunan Abram akan sangat banyak seperti bintang dilangit suatu jumlah yang tak dapat dihitung pada saat itu. Pada kesempatan itu pula Allah memberitahukan bahwa keturunan Abram akan tinggal 400 tahun di negeri asing kemudian kembali lagi ke Kanaan.
Tujuan Allah memberitahukan fakta sejarah yang akan terjadi selama ratusan tahun agar Abram mengetahui secara jelas bahwa Allah lah yang mengendalikan perjalanan hidup dan keluarganya hingga menjadi bangsa yang besar di negeri asing. Abram percaya perkataan dan janji Allah dan Allah memperhitungkannya menjadi kebenaran. “Kebenaran” dalam arti mempunyai hubungan yang benar dengan Allah dan mempunyai hati yang tulus hidup sesuai dengan kehendak Allah. Melalui pembaharuan janji Allah Abraham menerima berkat, hubungan dan persekutuan yang benar dengan Allah.
Kekhawatiran ternyata terjadi pada Sarai sehingga dia memberikan hambanya Hagar untuk diperistri suaminya. Abram menyetujuinya yang seharusnya harus menolak karena sudah memperoleh petunjuk yang jelas dari Allah. Abram sepertinya tergoda dengan tawaran istrinya yang mungkin saja pernah ada dalam pikirannya. Tanpa memperhitungkan akibat buruk ke depan Sarai dan Abram bersepakat melakukan kesalahan. Dalam perjalanan iman ke depan tindakan yang salah ini selalu mendatangkan masalah. Allah mengaruniakan Abram dan Hagar seorang anak yang diberi nama Ismael, tetapi bukan dia yang dijanjikan Allah kepada Abram.
Pada usia 99 tahun Allah mengunjungi Abram dan memperbaharui perjanjian-Nya. Nama Abram menjadi Abraham yang berarti bapa sejumlah besar bangsa. Nama Sarai pun di ganti menjadi Sara yang berarti putri raja menunjuk kepada kedudukannya menjadi ibu bangsa-bangsa. Tepat Abraham berusia 99 tahun, 13 tahun setelah kelahiran Ismael dan 24 tahun setelah janji Allah yang pertama, Abram dikunjungi Allah. 24 tahun Abaram dan Sara berproses melalui banyak peristiwa dipersiapkan menerima penggenapan janji Allah. Allah memperbaharui janji-Nya kepada Abraham setahun sebelum Ishak lahir. Allah terus konsisten menjaga janji-Nya walaupun Abraham tidak konsisten. (MT)