Jumat 14 Januari 2022
ABRAM BAPA UMAT PEMENANG
Bacaan Sabda : Kejadian 12:1-20
Sabda Renungan : “Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat” (Kejadian 12:1-2)
Salah satu keturunan Nuh yakni Abram menjadi sangat penting ketokohannya. Sebagai bapa orang beriman karena mentaati perintah Allah. Terah ayahnya sudah meninggalkan Ur-Kasdim menuju Kanaan tetapi Terah singgah di Haman dan disanalah Terah meninggal. Jadi boleh dikatakan bahwa Abram pergi ke Kanaan adalah untuk melanjutkan perjalanan ayahnya Terah. Tetapi setelah Terah meninggal anaknya, Abram dan menantunya Sarai serta cucunya Lot yang ikut di bawa Terah keluar dari Ur-Kasdim membangun usaha di Haran. Kehidupan mereka sempat mapan tetapi Allah memanggil agar meninggalkan Haran dan pergi ke negeri yang akan ditunjukkan Allah kepadanya. Allah membangun suatu hubungan khusus dengan Abraham. Abram taat dan langsung bertindak meninggalkan Haran serta semua perolehannya. Dia hanya membawa keluarganya tentu sebagian miliknya berupa ternak dan pekerjanya. Dia juga membawa Lot keponakannya yang di bawa Terah dari Ur-kasdim. Lot di bawa karena dia sudah hidup sebagai seorang yatim piatu.
Sejak meninggalkan Haran, Abram menikmati hubungan khusus dengan Allah. Abraham memegang janji-janji Allah yang salah satunya adalah keturunannya akan banyak dan menjadi bangsa yang besar. Karena Abraham diberkati Allah, maka dia pun akan menjadi berkat. Bila kita berpikir sejenak tentu sangat mengagumi iman Abram karena saat itu dia dan istrinya sudah sangat tua. Belum lagi dia harus meninggalkan negeri yang sudah jelas memberinya kekayaan dan pergi ke negeri yang belum jelas dia ketahui keadaanya. Dia betul-betul meyakini bahwa sesuatu petunjuk dari Allah pasti lebih baik.
Pada zaman Abram pemahaman manusia tentang Allah sudah semakin kabur karena mendapat masukan secara turun temurun berdasarkan tradisi lisan. Hal itu membuat umat manusia percaya adanya Allah, tetapi pengenalan kepada Allah tidak ada dan hubungan dengan Allah itu ada tetapi kabur dan jauh. Itulah sebabnya Allah mengasingkan seorang Abram dan membangun hubungan khusus dengannya, agar melalui Abram pengetahuan dan pengenalan tentang Allah tetap terpelihara melalui keturunannya.
Setibanya di negeri Kanaan suatu negeri yang ditunjukkan Tuhan kepadanya ternyata Abram justru mengalami kelaparan yang memaksanya harus pergi ke Mesir dan mengaku istrinya sebagai adik perempuannya kepada raja Mesir, Abram bapa orang beriman tetaplah manusia biasa, tetapi hubungannya dengan Allah tetap terpelihara. Karena sesunggunya Allah sendirilah yang berinisiatif membangun hubungan itu. Dalam kondisi sulit Allah menampakkan diri kepada Abram (ayat 7). Peristiwa langka ini adalah manifestasi objektif Allah kepada Abram dalam bentuk manusia. Penampilan ini disebut teofani. Biasanya adalah tindakan Allah untuk membangun hubungan secara khusus untuk lebih meyakinkan umat-Nya. (MT)