Kamis 06 Januari 2022
PEMBUNUHAN PERTAMA
Bacaan Sabda : Kejadian 4:1-26
Sabda Renungan : “Kata Kain kepada Habel, adiknya: “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Firman TUHAN kepada Kain: “Di mana Habel, adikmu itu?” Jawabnya: “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” (Kejadian 4:8-9)
Hukuman Allah kepada manusia langsung nyata melalui kecenderungan manusia untuk berdosa. Dosa Adam memberi dampak buruk kepada anaknya Kain. Adam dan Hawa pastilah tidak mengajar anak mereka untuk membunuh ternyata anaknya Kain melakukannya. Dosa Kain bersumber dari hati berdosanya. Dimulai dari fakta bahwa Kain dan Habel sama-sama mempersembahkan persembahan kepada Allah dari hasil usaha mereka membuktikan Adam dan Hawa mengajar mereka mempercayai dan mengenal Allah. Ternyata Kain hanya percaya kepada Allah tanpa mengenal-Nya sama sekali. Iri hati kepada adiknya sesungguhnya adalah bukti dia tidak mengenal Allah yang berdaulat. Allah berdaulat menentukan menerima atau menolak persembahan umat-Nya. Bila persembahannya ditolak hal itu berarti Allah memberi kesempatan kepada Kain untuk berproses semakin mengenal Allah dan memberi persembahan yang tepat dan benar. Bila persembahan adiknya diterima seharusnya Kain bersukacita dan ikut bersyukur bersama adiknya. Tetapi itulah dampak negatif orang yang hidup dalam dosa. Hatinya mempunyai kecenderungan berbuat dosa. Habel berbeda dengan kakaknya walaupun Habel sama dengan Kain menerima dosa warisan dari ayah dan ibunya. Habel sama dengan kakaknya menerima ajaran tentang Allah dari orangtua yang sama. Tetapi Habel lebih baik dari Kain walaupun sama-sama lahir dari orangtua yang sama dan memperoleh dosa warisan dari orangtua yang sama. Perbedaan mereka terletak pada sikap menerima dan mempraktekkan ajaran tentang Allah.
Penulis Kitab Ibrani mencatat hal penting dengan menyatakan karena iman Habel mempersembahkan persembahan yang lebih baik dari Habel. Karena “iman” mengandung pengertian dalam hal menerapkan iman. Kain dan Habel sama-sama beriman. Hanya saja Kain tidak menerapkan iman secara benar sedangkan Habel menerapkannya secara tepat dan benar. Iri hati Kain yang tak perlu itu membuahkan kemarahan akhirnya membunuh adiknya sendiri. Sebelum membunuh, Allah mengingatkan tetapi Kain tetap melakukan kejahatan, yang nyaris memusnahkan manusia. Mungkin saja Kain di latar belakangi keinginan hidup sendiri tanpa punya saingan di hadapan Allah. Tetapi Allah menghukum Kain atau Kain terhukum oleh dosanya sendiri sehingga dia merasa layak dibunuh. Allah mengaruniakan anak lagi kepada Adam dan Hawa yang diberi nama Set sebagai pengganti Habel yang sia-sia dalam pemikiran terbatas.
Ada banyak yang mempertanyakan siapakah istri Kain dan Set? Apakah adik atau Kakak perempuannya? Yang pasti sejarah terus berlanjut karena Kain dan Set berumah tangga dan mempunyai anak juga. Mungkin saja Allah menciptakan istri mereka dari tulang rusuk mereka sama seperti Hawa dari tulang rusuk Adam. (MT)