Selasa 04 Januari 2022
MINGGU PENCIPTAAN
Bacaan Sabda : Kejadian 2:1-25
Sabda Renungan : Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. (Kejadian 2:1-3)
Dalam Kejadian sudah memberi pengertian awal mula adanya penanggalan adanya 7 hari dalam 1 minggu. Allah menciptakan atau lebih tepatnya menata alam ciptaan-Nya itu dari hari pertama sampai hari ke 6 dan hari ke 7 Allah berhenti dari mencipta atau boleh juga dinyatakan Allah beristirahat karena semua ciptaan-Nya itu sudah baik. Jadi minggu pertama semenjak waktu dimulai adalah merupakan minggu penciptaan. Minggu penataan ciptaan Allah seperti yang tertulis dalam Kejadian pasal 1. Hari pertama sampai hari ketujuh selalu disusul dengan jadilah petang dan jadilah pagi. Hal itu mengandung pengertian malam hari adalah pembatas satu jari ke hari berikutnya. Ada juga penjelasan bahwa Allah menata ciptaan-Nya itu dari pagi hingga petang. Kemudian dilanjutkan pada esok harinya. Tak ada penjelasan Allah beristirahat pada malam hari, karena Allah sudah pasti tidak pernah tidur dan terlelap. Jadi hari ke tujuh Allah beristirahat tentu saja bukan istirahat dalam pengertian tidur dan tak berkegiatan. Hanya saja dalam hal ini Allah sudah memberi perintah kepada manusia agar tetap menjaga keseimbangan antara bekerja dan istirahat dalam pengertian tidur. Dan memerintahkan agar menggunakan dari pagi sampai petang waktu untuk bekerja dan dari petang sampai pagi waktu untuk beristirahat.
Dalam menggunakan atau mengisi hari pun sudah sejak awal penciptaan diatur oleh Tuhan. Enam(6) hari bekerja atau membangun hidup jasmani dan 1 hari istirahat dalam pengertian beribadah memuliakan Allah untuk membangun kerohanian. Dalam urutan penataan Allah terhadap ciptaan-Nya pun jelas sangat tertata karena tujuan-Nya pun benar dan tepat. Menciptakan terang pada hari pertama tentu saja sangat tepat untuk adanya pembatasan hari, yaitu terang pada siang hari dan gelap pada malam hari. Ke-6 atau terakhir menjelaskan segala sesuatu diciptakan Allah untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan manusia. Lagi pula bila manusia diciptakan sebelum ciptaan lain bisa saja manusia merasa aktif dalam mencipta. Dari pendekatan Allah kepada manusia telah menunjukkan adanya keistimewaan manusia dari ciptaan lainnya. Manusia diciptakan Allah setelah lebih dulu menyediakan tempat manusia hidup dan juga menyediakan kebutuhannya untuk kelangsungan hidup manusia. Dengan sangat cermat Allah memilih tanah bahan dasar untuk menciptakan tubuh manusia tetapi Allah membentuk manusia itu dengan tangan-Nya sesuai gambar-Nya. Dengan demikian manusialah yang segambar dengan Allah bukan Allah yang segambar dengan manusia. Dan Yesus adalah Allah yang menjadi manusia bukan manusia yang menjadi Allah. (MT)