Senin 03 Januari 2022
PENCIPTAAN “PADA MULANYA”
Bacaan Sabda : Kejadian 1:1-30
Sabda Renungan : Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air (Kejadian 1:1-2)
Kabar baik yang segera kita terima dari ayat firman Tuhan terawal adalah “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”. Pada mulanya boleh juga dianggap sebagai peristiwa Allah menciptakan waktu artinya permulaan adanya waktu yang bukan bersifat kekal. Artinya ada awal dan ada akhirnya. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi yang belum berbentuk. Sangat sulit membayangkan adanya langit dan bumi tanpa bentuk juga tanpa penghuni. Tak ada penjelasan lamanya Allah membiarkan langit dan bumi tanpa bentuk dan tanpa penghuni. Agama-agama kuno memahami penciptaan adalah terlaksana dari yang sudah ada sedangkan Alkitab memberi informasi dengan sangat jelas bahwa Allah menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Konsep perbedaan yang tajam ini berhubungan dengan pendapat terhadap waktu. Agama-agama kuno sama dengan pendapat dunia pada umumnya bahwa waktu bersifat lingkaran atau siklus. Jadi yang ada itu diciptakan lagi menjadi semakin ada atau semakin jelas keberadaannya. Hal inilah yang mendasari munculnya teori evolusi. Berbeda dengan pendapat Kristen yang berdasarkan Alkitab bahwa waktu itu bersifat garis lurus atau linear. Jadi ada titik awal yang melaju terus menerus menuju titik akhir. Pada mulanya itulah merupakan titik awal bersamaan dengan Allah menciptakan langit dan bumi tanpa bentuk dan tanpa penghuni. Allah betul-betul menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada.
Dalam fakta Allah yang kekal adalah pencipta segala sesuatu memberi penjelasan yang pasti bahwa Allah lah sumber dari segala sesuatu yang ada. Manusia dan alam tidak berdiri sendiri atau ada dengan sendirinya, karena keberadaannya dan kelangsungannya bersumber dari Allah yang menciptakannya. Hidup manusia bermakna bagi Allah dan sesama bila hidupnya tidak terlepas dari Allah atau terus bergantung kepada Allah. Perlu juga dipahami bahwa Allah pencipta mempunyai hak dan berdaulat atas semua ciptaan-Nya. Allah mencipta pada mulanya langit dan bumi belum berbentuk dan karena Allah berkarya melalui proses tak langsung jadi, perlu waktu agar ciptaan-Nya itu baik dan lengkap sesuai dengan kehendak-Nya. Pemrosesan itu berlangsung melalui firman-Nya sebagai penjelasan awal bahwa kehidupan manusia yang diciptakan-Nya itu haruslah selalu siap diproses oleh firman Tuhan. Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air sebagai pembuktian bahwa Roh Allah berperan juga dalam peristiwa penciptaan yaitu fakta bahwa Allah, Firman dan Roh Kudus telah muncul bekerja dalam penciptaan. Ajaran Tri Tunggal sudah mempunyai dasar yang kuat sejak penciptaan alam dan isinya. Allah Bapa, Firman (Allah Anak) dan Roh Allah (Allah Roh Kudus) adalah Allah Tritunggal yang sejak awal sudah sangat jelas. (MT)