Kamis 30 Desember 2021
USIA – MUDA, DEWASA, TUA
Usia : – Muda – Dewasa – Lanjut / tua
Bacaan sabda : Yesaya 38:1-21
Ayub 32:7-9 “Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara, dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat. Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian. Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan”
Bila ditinjau secara usia, usia produktif manusia adalah merupakan usia muda dan dewasa, walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa tidak sedikit anak-anak yang sudah produktif dan tidak sedikit juga orangtua atau usia lanjut yang masih bahkan makin produktif. Sama seperti orang Asia pada umumnya, orang Yahudi sangat menghormati dan memberi penilaian tinggi kepada usia lanjut. Dalam kitab Talmud disimpulkan bahwa orang yang masuk surga adalah orang yang menghormati orangtua yang berusia lanjut. Tetapi dewasa bukan hanya berbicara mengenai usia, karena dewasa digunakan juga untuk menjelaskan kematangan jiwa dan kestabilan karakter seseorang. Jadi bisa saja masih anak-anak sudah dewasa tetapi yang tua belum tentu dewasa. Karena tua itu sudah pasti sedangkan dewasa adalah pilihan.
Bagi orang Yahudi sebagai umat pilihan Allah orang usia lanjut sudah pasti dewasa, kalau ada yang belum dewasa dianggap sudah suatu penyimpangan dan faktanya sangat jarang terjadi. Dan bagi orang Yahudi sebagai umat pilihan Allah tak permah mempersalahkan kesalahan orangtua karena kelemahan orangtua tidak boleh dijadikan alasan untuk mengurangi rasa hormat kepada orangtua. Jadi orangtua dihormati karena orangtua adlah orang yang sudah berusia lanjut. Semua umat pilihan Allah sangat mengharapkan usia lanjut, karena usia lanjut dianggap sebagai hadiah untuk kesalehan dan tanda kasih karunia dari Tuhan (Kejadian 15:5).
Raja Hizkia sangat bersyukur kepada Allah saat ditambah usianya selama 15 tahun lagi, karena hal itu berarti Allah mengaruniakan usia lanjut kepadanya, sebagai hadiah untuk kesalehan hidupnya. Elihu adalah sahabat Ayub yang lebih muda dari 2 orang sahabat lainnya yang sudah tergolong tua. Elihu berkata “Aku malu dan takut memberi pendapat kepadamu”. Maksud Elihu adalah bahwa yang lebih tua jauh lebih berhikmat dan lebuh berpengertian. Tetapi Elihu yang muda membuat pernyataan yang berbeda dengan pernyataan semula dengan berkata “Bukan yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan”. Elihu adalah contoh labilnya seorang yang lebih muda bila dibandingkan dengan seorang yang lebih tua.
Tentu ini adalah harapan yang perlu diupayakan semua orang dengan semakin bertambahnya usia. Semakin majunya peradaban Yahudi dalam zaman Perjanjian Baru akhirnya menerima fakta usia lanjut tidak otomatis membuat seseorang berhak dihormati. Karena Allah berdaulat memberi hikmat dan pengertian kepada seseorang tanpa tergantung kepada usia. Ayub sejak muda sudah dihormati karena kebaikan dan kesalehan hidupnya (Ayub 29:8). (MT)
Menjadi tua menanti jauh di depan, tetapi dewasa bisa dekat, bisa jauh tetapi bisa tak tercapai.