Selasa 21 Desember 2021
TAHBIS – MENAHBISKAN
Tahbis : – Menahbiskan – Mengkhususkan – Menugaskan
Bacaan Sabda : Kisah Rasul 6:1-7
Kisah Para Rasul 6:6-7 “Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya”
Menahbiskan adalah suatu upacara ritual untuk mengkhususkan seseorang atau sesuatu bagi Allah. Menahbiskan imam adalah mengkhususkan seseorang untuk melakukan pelayanan seorang imam. Menahbiskan mezbah adalah mengkhususkan satu mezbah sebagai tempat untuk mempersembahkan atau mengorbankan sesuatu kepada Allah. Harun dan anak-anaknya ditahbiskan menjadi iman berarti disahkan untuk melakukan tugas keimamatan. Jadi menahbiskan dapat juga diartikan menugaskan.
Dalam Perjanjian Lama dijelaskan secara langsung tata cara penahbisan tetapi dalam Perjanjian Baru tidak mencatat tata cara penahbisan secara khusus. Dalam Kisah Para Rasul (Kisah Rasul 6:1-7), tidak menulis kata menahbisakan tetapi tujuan dan alasan mengkhususkan untuk pelayanan sangat jelas terlihat. Diawali dari adanya kebutuhan untuk tugas melayani orang miskin (diakonia), dilanjutkan dengan menyeleksi orang-orang yang sesuai dengan standar syarat-syarat yang sudah ditentukan. Setelah ditemukan orang yang tepat mereka pun dihadapkan kepada rasul-rasul kemudian didoakan.
Dalam perjalanan sejarah gereja selanjutnya penahbisan cara rasul ini dilaksanakan walaupun dengan cara yang sedikit banyak ada perbedaan. Dalam Perjanjian Baru penahbisan dengan segala ritualnya bukanlah hal yang utama sehingga tata cara tidak perlu ditetapkan langkah-langkahnya. Walaupun demikian tetap juga menghargai nilai penahbisan itu dengan baik. Tetapi yang utama dalam penahbisan itu adalah hal-hal baik penting yang terjadi setelah penahbisan itu.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah memilih orang yang mempunyai kelayakan untuk menahbiskan. Para Rasul memilih tujuh orang yang penuh Roh dan hikmat. Artinya mereka haruslah yang mempunyai kehidupan spiritual yang kuat yang berpegang teguh dan mempraktekkan firman Tuhan dalam hidup sehari-hari. Dan juga mereka yang terpilih itu harus membuktikan bahwa mereka selalu berada dalam pengaruh dan tuntunan Roh Kudus. Bukan hanya mempunyai syarat rohani tetapi juga mempunyai kapasitas yang baik dalam kehidupan bermasyarakat atau berhikmat yang bisa jaga diartikan berilmu dan berbudi.
Pemilihan yang tepat dan benar membuat penahbisan itu menjadi sesuatu yang sakral dan dampaknya pun nyata setelah penahbisan dilaksanakan. Karena faktanya kemudian firman Allah makin tersebar dan orang percaya semakin bertambah bahkan para imam pun mulai membuka hati kepada Injil kemudian menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat. Penahbisan menjadi ritual yang sakral dan berdaya guna sangat berhubungan dengan orang yang ditahbiskan yang akan terbukti setelah penahbisan dilaksanakan. (MT)
Menahbiskan adalah mengkhususkan seseorang untuk menerima dan melakukan tugas yang penting.