Senin 20 Desember 2021
TAFSIR – ALASAN DAN TUJUAN
Tafsir : – Alasan – Tujuan – Kesatuan
Bacaan Sabda : 2 Petrus 1:12-21
2 Petrus 1:20-21 “Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah”
Tafsir menafsir Alkitab sebagai firman Allah tentu adalah hal yang sangat dibutuhkan untuk menjelaskan Firman itu agar pendengar lebih mudah memahaminya. Kata menafsir dalam Alkitab hampir semua berhubungan dengan menafsirkan bahasa Roh. Kata menafsir untuk bahasa Roh tentu tak sama dengan menterjemahkan bahasa Roh. Karena bahasa Roh tak sama dengan bahasa manusia yang dapat diterjemahkan seperti bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Bahasa Roh hanya dapat ditafsirkan atau diberi arti oleh orang yang memperoleh karunia untuk menafsirkannya. Berdasarkan fakta menafsirkan bahasa Roh maka tujuan menafsirkan semakin jelas. Menafsir adalah menggali arti yang terdapat dalam ayat Firman agar semakin mudah dipahami sehingga pesannya dapat diketahui dan diterapkan dalam hidup sehari-hari.
Mengingat penulisan Alkitab tak terpisahkan dari kondisi kebudayaan pada zaman dan tempat penulisan maka menafsirkan ayat firman Tuhan bukan saja perlu tetapi sangat dibutuhkan. Sangat jelas bila Alkitab adalah firman Allah yang berisi pesan dan perintah Allah kepada manusia dan jawaban manusia kepada Allah maka Firman itu harus diterima sebagai pengatur hubungan Allah dengan manusia. Sebab itu sangatlah membutuhkan penafsiran yang benar.
Tetapi perlu kita pahami bahwa firman Tuhan atau Alkitab bukanlah hasil penalaran atau gagasan penulisnya melainkan datang dari Roh Kudus. Itulah sebabnya rasul Petrus menasehatkan semua orang percaya yang menafsir Alkitab jangan pernah menafsirkan Alkitab menurut kehendak dan pemikiran sendiri. Penafsir biasanya sangat tergoda menambahkan gagasannya kepada firman Allah sehingga justru membelokkan arti dan sangat berpotensi untuk memberi pesan yang menyesatkan.
Petrus sangat serius menjelaskan akan asal usul dan wibawa Alkitab. Jadi semua orang percaya hendaklah mempunyai pandangan yang kokoh dan tidak tergoda untuk berkompromi agar tetap berpegang teguh terhadap pengilhaman dan kuasa Alkitab. Boleh saja terlibat dalam menafsirkan ayat Firman Tuhan tetapi haruslah mempunyai pendirian yang kuat terhadap Alkitab adalah firman Allah. Perlu diingat bahwa yang paling berhak dan tepat menafsirkan Alkitab itu adalah Alkitab itu sendiri. Sebab itu Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu adalah satu kesatuan yang tak boleh dipisahkan satu dengan yang lain.
Selain penafsiran yang salah ada juga kebiasaan yang salah dalam menyampaikan kebenaran Alkitab, ada yang mencoba mengganti kebenaran dengan pengalaman keagamaan yang subjektif tentu hal ini sama salahnya dengan memasukkan gagasan pribadi. Para penafsir Alkitab hendaklah berpegang teguh pada Alkitab pasti benar, penafsiran kita mungkin salah. (MT)
Yang paling berhak dan tepat menafsirkan Alkitab adalah Alkitab itu sendiri.