Sabtu 04 Desember 2021
SALEH – SIKAP
Saleh : – Injil – Sikap – Kuasa Allah
Bacaan sabda: 2 Petrus 1:3-11
1 Petrus 1:3 “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan”
Kesalehan adalah merupakan karakter mulia yang sepatutnya bagi semua orang yang sudah menerima Injil atau sudah menjadi pengikur Kristus. Jadi bila pengikut Kristus masih berperilaku buruk adalah pertanda bahwa dia belum menghidupi berita Injil atau sama sekali tidak benar telah beroleh keselamatan. Saleh adalah sikap pribadi yang benar dan tepat kepada Allah. Saleh bukan hanya sifat lahiriah melainkan sikap-sikap yang terpancar dari hati yang telah diperbaharui. Itulah sebabnya kesalehan tidak mungkin dibuat-buat. Rasul Paulus mengkritik orang yang mencoba mengelabui orang lain melalui kesalehan yang dibuat-buat dengan berkata “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!” (2 Timotius 3:5).
Dalam hal ini rasul Paulus berbicara mengenai pengikut Kristus yang kelihatan saleh tetapi tidak menyatakan kuasa Allah yang menyelamatkan mereka dari dosa karena faktanya mereka masih terus hidup di dalam dosa. Rasul Paulus secara tegas mengkontraskan kesalehan lahiriah dari kesalehan sejati. Kesalehan lahiriah terkesan dibuat-buat saat berada di depan orang sedangkan kesalehan sejati adalah kesalehan yang terbuka kepada kuasa Allah sehingga kesalehannya selalu nyata kendati pun tidak ada yang melihat.
Rasul Petrus secara tegas menyatakan bahwa sesungguhnya Allah telah memperlengkapi orang percaya dengan segala sesuatu yang diperlukan untuk mempunyai kehidupan yang saleh. Perlengkapan utama adalah firman Allah. Tidak diperlukan tambahan hikmat manusia dan berbagai tambahan untuk mencukupi firman Tuhan. Tidak ada satu pun yang dapat menambahkan ketinggian, kedalaman dan kekuatan firman Allah dalam wujud penyertaan-Nya untuk mewujudkan kesalehan hidup dalam perjalanan iman pengikut Kristus. Saat Yesus menyatakan Dia adalah jalan kebenaran dan hidup (Yohanes 14:6). Dia menyerahkan hidup sebagai teladan dan penyerta dalam hidup kita untuk menikmati hidup yang saleh.
Ada yang beranggapan bahwa Injil yang dipercaya nampaknya kurang memadai sehingga tak berdampak untuk membentuk hidup saleh. Hal itu terjadi karena Injil yang dipercaya adalah Injil yang kurang dari Injil Kristus dan Injil Rasuli. Karena Injil Kristus adalah kuasa dan kekuatan Allah yang menyelamatkan orang percaya (Roma 1:16). Injil menuntun kepada kesalehan dengan wujud Iman, kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kasih kepada semua orang (1 Petrus 1:5-7). (MT)
Allah telah memberikan firman-Nya sebagai standar moral untuk hidup saleh.