Kamis 02 Desember 2021
SABAT – HARI DAN TAHUN SABAT
Sabat : – Hari sabat – Tahun sabat – Tahun Yobel
Bacaan sabda : Imamat 25:1-55
Imamat 25:11-12 “Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya. Karena tahun itu adalah tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kamu makan harus diambil dari ladang”.
Hari sabat berdasarkan hukum taurat adalah hari untuk beristirahat bagi umat Israel. Dalam perkembangannya maka para pemuka agama membuat peraturan aturan tambahan untuk menentukan pekerjaan-pekerjaan apa saja yang dapat dilakukan dan seberapa jauh perjalanan yang boleh ditempuh. Tetapi terus berkembang menjadikan hari sabat itu bukan lagi hanya sekedar berhenti bekerja atau beristirahat, tetapi diisi dengan waktu untuk beribadah atau melaksanakan ritual-ritual agama. Bahkan bila kita membaca Yesaya 56, mengindahkan hari sabat sebagai hari Tuhan atau hari untuk Tuhan akan menerima berkat yang limpah dari Allah.
Hari sabat menjadi hari khusus bagi umat Allah pergi ke rumah doa untuk membangun hubungan dengan Allah melalui pelaksanaan ritual-ritual agamawi. Dan bila orang kebiri dan orang-orang asing datang ke rumah doa akan diterima sebagai umat Allah.
Umat Israel pun mengenal tahun sabat dengan mengisi tahun sabat. Pada tahun sabat bukan saja umat Israel yang berhenti untuk berusaha. Tahun perhentian itu adalah tahun ke 7 setelah 6 tahun umat mengusahai dan menanami tanah pertanian. Pada tahun sabat tanah harus dibiarkan tidak ditanami selama 1 tahun. Tanaman yang tumbuh dengan sendirinya diladang diperuntukkan bagi penduduk yang miskin dan sisanya bagi hewan. Untuk menghilangkan kekuatiran umat Israel Tuhan memberkati pertanian umat pada tahun ke 6 hingga cukup memenuhi kebutuhan mereka selama 3 tahun. (Imamat 25:20).
Prinsip penting dari tahun sabat ini adalah bahwa bukanlah manusia pemilik mutlak tanah sebab itu manusia tidaklah pemilik tanah untuk selama-lamanya. Orang Israel harus sadar bahwa mereka tak memiliki tanah sebagai warisan yang harus diwariskan secara mutlak karena tanah mereka adalah pemberian Allah.
Kemudian umat Israel sebagai umat pilihan Allah mengenal tahun Yobel yang diatur berdasarkan perintah Allah. Tahun Yobel adalah tahun ke 50 setelah melewati 7 kali tahun sabat. Inilah yang kita kenal Yubilion (Yobel). Tahun yang biasa kita sebut tahun Yobel ini adalah merupakan tahun pembebasan. Semua hak milik yang berpindah tangan selama 49 tahun, khususnya tanah dikembalikan kepada pemiliknya. Hutang-hutang dinyatakan lunas dan orang Ibrani yang menjadi budak dibebaskan.
Sangat jelas bila kita melihat fakta hari sabat, tahun sabat dan tahun Yobel ini ada perkembangan yang klimaksnya adalah tahun pembebasan. Allah kita sesungguhnya selalu mengikuti dan mengatur proses perjalanan iman dan hidup kita klimaksnya adalah hidup dalam keabadian. (MT)
Hari sabat, tahun sabat dan tahun Yobel adalah merupakan fakta ketergantungan kepada Allah.