Rabu 01 Desember 2021
SABAT – ISTIRAHAT
Sabat : – Istirahat – Dikuduskan – Beribadah
Bacaan sabda : Matius 12:1-15
Keluaran 20:8-10 “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu”.
Dalam bahasa Ibrani syabbat dari akar kata syarat berarti berhenti, melepaskan dan beristirahat. Alkitab cukup tegas menetapkan bahwa 1 hari dari 7 hari adalah hari suci untuk memuliakan Allah. Dalam 10 perintah Allah bahwa hari beristirahat sabat adalah ketetapan Allah. Cukup jelas bahwa sabat adalah bagian tata tertib penciptaan yang dalam taurat ditetapkan sebagai hari beribadah. Walaupun kata sabat tidak muncul dalam kisah penciptaan tetapi konsep adanya 1 hari dari 7 hari waktu yang dikhususkan untuk istirahat adalah sangat jelas.
Bahasa yang dipakai dalam kisah ini adalah merupakan bahasa manusiawi karena Allah bukanlah pekerja yang bisa lelah sehingga membutuhkan istirahat. Tetapi pola ini dari awal ditetapkan Allah adalah untuk kebutuhan manusia. Tujuan Allah dalam pola penciptaan 6 hari bekerja kemudian sehari berisitirahat memberi pesan kepada manusia bahwa manusia harus melepaskan 1 hari dari 7 hari untuk beristirahat.
Dalam hal ini Allah pencipta manusia itu mengetahui keterbatasan manusia ciptaan-Nya itu, sehingga harus ada waktu untuk beristirahat. Allah telah mengatur keseimbangan bekerja dengan beristirahat melalui pengetahuan siang dan malam untuk menjaga kesehatan tubuh, sehingga dalam pengaturan sehari beribadah setelah 6 hari bekerja adalah merupakan keputusan tepat agar manusia juga tetap sehat secara jiwa dan roh. Manusia perlu sehari mengisi nutrisi rohani agar 6 hari berikutnya dia siap bekerja dengan roh dan jiwa yang sehat.
Saat Yesus ada di muka bumi ini, Dia mengkritik para pemuka agama yang menjadikan sabat menjadi aturan yang kaku sehingga melakukan perbuatan baik seperti menolong orang pun tidak boleh pada hari sabat. Ada aturan-aturan tambahan yang dibuat para pemuka agama Yahudi sehingga sabat itu kehilangan arti yang sesungguhnya.
Tuhan Yesus tidak melanggar hukum taurat tentang sabat, tetapi Yesus mencerahkannya agar kembali pada fungsi dan tujuan sabat itu ditetapkan Allah. Itulah yang terkandung dalam penyataan-Nya “Karena anak manusia adalah Tuhan atas hari sabat” (Matius 12:8). Lebih jelasnya lagi perlu ditandaskan bahwa sabatlah untuk manusia bukan manusia untuk sabat.
Jadi bukan aturan-aturan harafiah yang diperkeras secara kaku tetapi arti inti dan fungsinyalah yang perlu digali untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Itulah merupakan alasan kuat umat Kristen menjadikan hari pertama (minggu) bukan hari k-7 (sabtu) menjadi hari untuk beribadah, karena Yesus Tuhan atas hari sabat itu bangkit dari kematian pada Ahad (minggu) pagi. (MT)
Manusia terbatas sehingga membutuhkan istirahat Allah telah mencontohkannya.