Jumat 26 November 2021
RENDAH – RENDAH HATI
Rendah : – Allah – Manusia – Hati
Bacaan sabda: Mazmur 113:1-9
Mazmur 113:4-6 “TUHAN tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti TUHAN, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi”
Mazmur 113-118 biasa disebut Mazmur paskah karena selalu dibacakan saat orang Israel merayakan paskah. Pasal 113 dan 114 biasanya dibacakan sebelum perjamuan sedangkan pasal 115-118 dibacakan setelah Perjamuan. Berdasarkan kebiasaan umat Israel membacakan 2 pasal Mazmur paskah ini maka timbul suatu pernyataan bahwa 2 pasal mazmur paskah inilah yang dinyanyikan oleh Yesus sebelum kematian-Nya. Dua(2) pasal yang dimulai dengan kata haleluya memberi petunjuk yang jelas bahwa Mazmur ini adalah Mazmur pujian. Bahwa Yesus dalam ketakutan saat menghadapi penderitaan hingga kematian-Nya adalah fakta yang terbukti saat Dia berdoa di taman Getsemani sebelum ditangkap. Tetapi rasa takut segera ditepis melalui nyanyian pujian kepada Allah.
Terinspirasi dari sikap umat Israel saat menyebrang laut Teberau kedua pasal mazmur paskah ini digubah sebagai pujian kemenangan. Paskah adalah merupakan kemenangan umat Allah, sehingga layak diisi dengan puji-pujian kepada Allah. Paskah Israel adalah fakta tindakan Allah untuk membebaskan Israel dari perbudakan, jadi sangatlah tepat bila umat-Nya mengisi perayaan paskah dengan mengumandangkan pujian bagi Allah. Isi pujian bagi Allah selalu berbentuk pengakuan akan besar, agung dan tinggi-Nya Allah dan pengakuan akan kecil, hina dan rendahnya manusia.
Jadi tak boleh dilupakan bila manusia menghadap Allah haruslah bersikap hormat dan sikap menyembah. Dalam hal ini tentu memposisikan diri serendah-rendahnya di bawah kaki Tuhan. Memposisikan diri serendah-rendahnya adalah merupakan sikap hati. Artinya siapapun yang menghadap Allah haruslah bersikap rendah hati. Dan walaupun kita sudah merendahkan hati tetap saja tidak memadai untuk menemukan kehadiran Allah. Puji Tuhan, karena sebelum kita merendahkan hati sesungguhnya Allah telah lebih dahulu merendahkan diri-Nya. Dia yang Maha Tinggi merendahkan diri untuk melihat nasib manusia berdosa di bumi ini agar manusia dapat menemui-Nya. Tetapi pastinya tak akan ada hubungan dengan Allah bila manusia tidak merendahkan hati. Karena hati terwujud melalui sikap menyembah atau memposisikan diri berada di bawah kuasa dan di bawah kaki Tuhan. Saat umat-Nya rela merendahkan diri serendah-rendahnya di bawah kaki Tuhan maka Tuhan akan mengangkat dengan uluran tangan-Nya yang penuh kasih.
Bila umat-Nya datang kepada-Nya dengan sikap rendah hati maka Allah akan mengangkat, tetapi kendatipun diangkat dan ditinggikan Allah, tetaplah jaga hati agar tetap rendah tidak menjadi tinggi . (MT)
Saat Allah meninggikan, tinggikan Allah dan jaga hati agar rendah jangan ikut-ikutan menjadi tinggi.