Jumat 19 November 2021
RASUK – KERASUKAN
Rasuk : Kerasukan – Mediator – Iblis
Bacaan sabda: 1 Raja-raja 18:20-46
1 Raja-raja 18:28-29 “Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian”
Kerasukan adalah kejadian yang terjadi dan dikenal di seluruh dunia. Kerasukan bisa tanpa diingini dan tanpa dicari-cari, tetapi ada kerasukan yang disengaja dan diundang. BIasanya diundang oleh para tukang sihir, dukun dan mediator. Kerasukan dulu dianggap hanya terjadi pada masyarakat primitif tetapi nyatanya terjadi pula pada masyarakat modern. Kadang-kadang terjadi secara tiba-tiba karena seseorang dimasuki oleh roh jahat atau setan si perusak. Biasanya orang kerasukan bertingkah aneh yang berbeda dengan kebiasaan dan cara-cara bertingkah dan berbicara. Kadang-kadang tampil dengan kekuatan berbeda sehingga tak dapat dihentikan beberapa orang. Pada umumnya orang kerasukan sangat menakutkan membuat orang lain tak berani mendekatinya. Dalam keyakinan Yahudi kerasukan dianggap sebagai penyimpangan dari kewajaran sehingga harus dihindari, artinya semua perkataan orang yang kerasukan harus ditolak. Bukan hanya itu saja tetapi harus betul-betul dijauhi.
Dalam peristiwa pertarungan nabi Elia melawan ratusan nabi-nabi baal termasuk suatu sikap seorang pemberani nabi Elia. Nabi Elia tidaklah bermotivasi adu kekuatan dengan mempertaruhkan kuasa Allah dengan kuasa berhala baal, karena dalam pemahaman nabi Elia itu tidak perlu dan tidak layak. Kemahakuaaan Allah pencipta tak terbatas sedangkan berhala baal benda mati belaka. Nabi Elia bertujuan untuk menyadarkan umat Israel yang terlibat kepada penyembahan berhala. Penyembahan baal sangat berdampak buruk kepada umat karena sangat mesum dan kejam. Kemarahan nabi Elia kepada umat yang terlibat tak cukup dengan kata-kata saja tetapi harus dengan pembuktian bahwa berhala baal itu mati dan kalaupun ada rohnya sifatnya adalah merusak mediatornya hingga selalu membahayakan. Itulah yang terjadi kepada nabi-nabi baal terus memanggil nabi baal dan para akhirnya nabi-nabi baal itu bukan mengalami perolongan berhala baal melainkan menjadi mediator roh-roh jahat yang merusak para nabi baal. Semua nabi-nabi baal itu betul-betul kerasukan dan hanya nabi Elia dalam kuasa Allah yang mampu menghentikannya.
Saat Elia berdoa Allah langsung menjawab dengan mengirimkan api membakar mezbah sesuai isi doa dan permohonannya. Keberanian nabi Elia ditindaklanjuti dengan membunuh dan merumpas habis nabi-nabi baal yang kerasukan itu. Bagi nabi Elia mereka tak ubahnya iblis yang harus ditaklukkan, karena akan selalu memperngaruhi umat Allah. Peristiwa ini cukup menyadarkan umat Israel kembali kepada Allah dan meninggalkan berhala baal. (MT)
Iblis mempunyai cara kerja merasuk dan merusak sedangkan Roh Kudus menuntun dan memimpin.