Senin 08 November 2021
PUASA – PENGIKUT KRISTUS
Puasa : Kegiatan agama – Ceremonial – Spiritual
Bacaan Sabda : Matius 6:16-18; 9:14-17
Kisah Para Rasul 13:2-3 “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka. Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi”
Dalam kegiatan agama berpuasa terkadang dilakukan secara masal tetapi ada juga yang melakukan secara perseorangan. Baik secara masal maupun perseorangan biasanya dilakukan hanyalah merupakan kegiatan agama yang tekanan utamanya adalah ceremonial. Orang Farisi berpuasa dua kali seminggu yang biasa disebut puasa senin kamis, hanyalah ceremonial sebagai pamer ibadah (Lukas 18:12). Tetapi tidak sedikit umat beriman yang saleh berpuasa sebagai keputusan pribadi untuk mengalami indahnya hidup spritual sejati karena mengungkapkan kerinduan kepada Tuhan. Seperti yang dilakukan Hana.
Matius 9:14-17 menulis bahwa para penganut agama Yahudi mengkritik Yesus karena murid-murid-Nya tidak melaksanakan berpuasa sebagai kegiatan agama yang resmi. Tetapi Yesus menjawab bahwa murid-murid-Nya akan berpuasa setelah Yesus naik ke surga. Melalui jawaban Yesus ini terkandung pengertian bahwa murid-murid Yesus berpuasa bukan merupakan ceremonial agama tetapi tetapi merupakan membangun hubungan yang intim dengan Yesus. Para murid akan berpuasa berdasarkan kebutuhan spiritual mereka dalam hal mengungkapkan kerinduan mereka untuk memperluas pemberitaan Injil setelah Yesus naik ke surga. Faktanya ada dalam Kisah Rasul 13:2-3, para rasul berpuasa untuk memohon petunjuk Allah, dan Allah menjawab doa mereka.
Dalam Kisah Para Rasul ada banyak fakta para rasul berdoa dan berpuasa agar kuasa Allah, makin nyata dalam pemberitaan Injil. Ada petunjuk bahwa berpuasa adalah menunjukkan kesungguhan hati para rasul memohon kuasa Allah agar mereka semakin berani dalam memberitakan Injil. Gereja ternyata melaksanakan berpuasa dan berdoa dalam pengutusan Barnabas dan Paulus dalam pelayanan Pekabaran Injil. Setiap ada ibadah puasa selalu disatukan dengan kehidupan doa. Jadi ada petunjuk yang sangat jelas bahwa puasa tak terpisahkan dengan kehidupan doa. Bukan pula ceremonial agama belaka tetapi memfokuskan doa untuk hal yang berkaitan dengan perluasan pemberitaan Injil.
Tuhan Yesus mengajar murid-murid-Nya bila berdoa dan berpuasa tidak perlu orang mengetahui. Berbeda dengan orang farisi yang cenderung pamer setiap melakukan ibadah puasa. Ketika mereka mengkritik murid-murid Yesus, mungkin saja mereka salah menuduh para murid tidak berpuasa, karena sesungguhnya para murid langsung mempraktekkan ajaran Yesus. Sikap Yesus kepada puasa cukup jelas. Yesus tidak menyalahkan orang berpuasa tetapi juga tidak memerintahkan, walaupun faktanya Yesus berpuasa. Tetapi jelas Yesus mengatakan setelah Yesus naik ke surga maka murid-murid-Nya akan berpuasa. Gereja pun demikian, walaupun tak ada aturan untuk berpuasa, gereja pasti berpuasa sebagai bagian dalam membangun hubungan dengan Tuhan. (MT)
Pengikut Kristus berpuasa dalam membangun pengalaman spiritualnya bersekutu dengan Tuhan dan mengalami kuasa Tuhan.