Rabu 03 November 2021
PERSEPULUHAN – PERSEMBAHAN UNTUK GEREJA
Persepuluhan : – Persembahan – Perbendaharaan – Gereja Tuhan
Bacaan sabda : Maleakhi 3:6-18
Maleakhi 3:10 “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan”
Penilaian terhadap penggalangan dana oleh gereja melalui persembahan persepuluhan telah mendapat serangan dari para hamba-hamba Tuhan tertentu pada hari-hari terakhir ini. Biasanya para hamba Tuhan penyerang ini mengubah cara penggalangan dana untuk gerejanya dengan cara yang lebih halus agar jemaat memberi lebih bersemangat dan lebih iklas, bersifat sukarela dan tak ada iming-iming janji memberi untuk memperoleh berkat yang lebih banyak. Sebenarnya tak ada salahnya, tetapi menjadi salah karena menyalah-nyalahkan yang lain dan menganggap cara barunya yang benar. Padahal bila diselidiki dengan baik tak ada bedanya karena sama-sama menerima persembahan jemaat juga, hanya saja dengan cara yang berbeda. Pertanyaan timbul “Apakah memberi persembahan persepuluhan itu relevan diberlakukan oleh gereja?” Jawaban untuk itu tentu saja relevan karena firman Tuhan tidak berubah. Tetapi pemahaman tentang perpuluhan itulah yang perlu dicerahkan dan diperbaharui.
Ada beberapa fakta sebagai pertimbangan kita dalam hal memberlakukan sistem persembahan perpuluhan dalam gereja:
- Fakta pertama bahwa persembahan persepuluhan bukan dimulai oleh taurat Musa (Kejadian 14:17-20). Abram memberi persepuluhan dari hasil jarahan perangnya kepada Melkisedek (Imam Allah yang Mahatinggi). Abraham memberi persepuluhan sebagai ucapan syukur atau wujud ucapan syukur atas pertolongan Allah kepadanya. Jadi bukan sebagai kewajiban atas sebuah aturan keagamaan. Memberi persembahan persepuluhan untuk suatu lembaga atau seorang tokoh masyarakat dilakukan juga oleh bangsa-bangsa kuno pada zaman itu yang juga adalah bangsa yang mempunyai sistem keagamaan. Setelah Musa menerima hukum Taurat dari Allah di bukit Sinai, maka memberi persembahan persepuluhan adalah bagian dari perintah Allah yang diberlakukan oleh umat pilihan Allah. Persembahan persepuluhan menjadi kewajiban bagi umat Allah yang dipersembahkan kepada orang Lewi sebagai pelayan-pelayan dalam lembaga keagamaan (Bilangan 18:21). Di kemudian hari kepada persembahan persepuluhan ditambahkan sejumlah peraturan yang mengubah azas keagamaan yang indah dan benar menjadi beban yang memberatkan hidup umat. Dalam hal ini jelas bukanlah persepuluhannya yang salah tetapi para pejabat agamalah yang menyalahgunakannya sehingga umat lalai.
- Fakta kedua adalah bahwa Allah menegur kelalaian umat dalam hal memberi persembahan persepuluhan. Allah memperbaharui dengan cara mengingatkan umat agar memberi persembahan persepuluhan.
Jadi jelas bahwa memberi persepuluhan untuk perbendaharaan gereja tetap masih relevan. Karena sesungguhnya bukanlah persembahan persepuluhan yang salah melainkan oknum hamba Tuhanlah yang salah menggunakan. Jadi bukan persepuluhan yang diubah tetapi hamba Tuhanlah yang harus bertobat . (MT)
Bukan persepuluhan yang diubah tetapi oknum hamba Tuhan tertentulah yang harus bertobat.