Minggu 29 Agustus 2021
MINYAK – PENGURAPAN
Minyak : – Kemakmuran – Pewangi – Pengurapan
Bacaan Sabda : 1 Samuel 16:1-13
Mazmur 133:1-2 “Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya”.
Dalam Mazmur 104:15 dan banyak lagi ayat-ayat firman Tuhan lainnya yang memakai minyak sebagai tanda kemakmuran. Minyak pada makanan sebagai pertanda makanan mahal dan wajah berminyak digambarkan sebagai tanda kemakmuran. Minyak pada makanan biasanya adalah minyak zaitun yang cukup mahal dan bila sudah pada minyak wangi selalu digambarkan sebagai tanda kemewahan karena biasanya dipakai raja-raja dan permaisuri. Tetapi dalam Alkitab minyak yang paling menonjol adalah minyak pengurapan. Para pemimpin Israel biasanya disahkan melalui pengurapan. Para imam sah melaksanakan tugas keimaman bila sudah diurapi dengan menggunakan minyak pengurapan. Imam Samuel diutus Allah mengurapi Saul menjadi raja Israel yang pertama setelah umat menjadi raja Israel yang pertama setelah umat Israel meminta seorang raja memimpin mereka. Hal itu sangat menyakitkan hati Samuel karena menurutnya meminta seorang raja Israel berarti menolak pimpinan Allah. Tidak berselang lama Allah mengutus Samuel mengurapi Daud menjadi raja Israel ke-2 menggantikan Saul. Karena Allah telah menolak Saul yang berulang-ulang tidak mentaati Allah. Pengurapan itu mensahkan kepemimpinan seorang raja Israel, tetapi ternyata pengurapan tidak menjadi jaminan permanen kepemimpinan seorang raja.
Siapapun yang menerima pengurapan, haruslah terus menjaga kelanjutan makna dan tujuan pengurapan itu dengan terus mentaati firman-Nya dan hidup dekat dengan Allah. Allah tetap membela hamba yang diurapinya tetapi firman Allah dalam Mazmur 105:15 “Jangan mengusik orang-orang yang kuurapi dan jangan berbuat jahat kepada nabi-nabiku”. Tetapi yang dibela Allah adalah orang yang terus menghargai pengurapan Allah dengan menjaga hidup dalam kebenaran sesuai dengan firman-Nya. Ingat! Hanya yang betul-betul diurapi, bukan merasa diurapi, bukan pula yang mengaku diurapi. Pengurapan itu sungguh sangat indah dan pengurapan selalu memakai materi minyak untuk mengurapi. Dalam nyanyian ziarahnya, Daud menyamakan keindahan minyak urapan dengan hidup rukun. Keindahan sudah pasti bukan pada minyak urapannya, karena minyak urapan itu hanyalah media saja. Sesungguhnya yang indah itu adalah kerukunan atau hidup rukun dalam suatu komunitas. Mazmur ini sangat tepat bila dipahami sebagai harapan Yesus dalam komunitas seperti doa-Nya dalam Yohanes 17. Roh Kudus tak dapat bekerja dalam komunitas yang terpecah-pecah oleh karena ketiadaan kasih. Jadi langkah awal yang harus dibangun dalam komunitas orang percaya hendaklah hidup dalam kerukunan. Hidup rukun karena adanya pengharapan adalah hidup rukun karena hidup saling mengasihi. Hidup saling mengampuni.(MT)
Pengurapan itu indah, bukan karena minyak urapan melainkan karena Tuhan yang mengurapinya.